
PENYEBAB kematian belasan sapi di Lembang, Kabupaten Bandung Barat akhirnya terungkap. Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) menyatakan tidak ditemukan penyakit pada hewan yang mati.
"Hasilnya sudah keluar, baik untuk antigen penyakit mulut dan kuku maupun pemeriksaan kimia darah. Clear, aman tidak ada penyakit," terang Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dispernakan Bandung Barat, Acep Rohimat, Kamis (31/7).
Ia mengungkapkan, hasil pemeriksaan darah dari sapi milik peternak yang diambil sampelnya menunjukan adanya kurang kalsium dan energi.
Selain itu, hasil invetigasi awal petugas juga ditemukan paku dan gulungan tambang pada perut sapi yang mati milik salah satu peternak.
"Dari laporan petugas ke Keswan KPSBU saat dibedah, ada benda asing di dalam perut sapi, seperti paku dan tambang," ucapnya.
Acep menegaskan, tidak ada wabah atau penyakit menular yang menyerang belasan sapi milik peternak di Lembang. Sebagai langkah kewaspadaan, pihaknya mengimbau peternak agar lebih memperhatikan kebersihan kandang.
"Lingkungan kandang harus nyaman dan sehat bagi sapi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Kemudian harus ada peningkatan biosecurity, tambahan kalsium yang cukup saat mau melahirkan. Saya yakin peternak sudah paham," tuturnya.
Pada pekan lalu, peternak di Desa Cikahuripan Lembang digemparkan kematian belasan sapi betina dalam kurun waktu 3 bulan terakhir.
Sapi yang mati mengalami tanda-tanda kaki sapi bengkak, air susunya tidak bisa keluar. Organ dalam seperti jantung, limpa dan paru-paru juga bermasalah.
"Kematiannya tidak secara mendadak. Biasanya setelah telihat ada gejala, baru dua hari kemudian mati," kata seorang peternak, Enok.