
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam memastikan bahwa kabut asap tipis yang terlihat di sejumlah titik di wilayah Batam sejak Rabu (23/7) pagi hingga sore hari bukan berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau.
Kepala Bidang Perlindungan Lingkungan Hidup DLH Kota Batam, IP, mengatakan bahwa berdasarkan pemantauan, kualitas udara Batam masih berada dalam kategori sedang. Hal ini merujuk pada Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang tercatat di angka 59 pada pukul 15.00 WIB, dengan parameter kritis PM2.5, dari stasiun pemantauan udara di Gedung Labling DLH Sagulung.
“Ya, kualitas udara masih tergolong sedang hingga siang ini. Dan untuk karhutla di Riau, sejauh ini belum berdampak ke Batam,” katanya, Rabu (23/7).
IP menjelaskan bahwa kabut asap di Batam lebih dipengaruhi oleh aktivitas lokal, seperti pembakaran sampah, serta arah dan kecepatan angin, bukan asap kiriman dari wilayah lain.
“Angin sangat mempengaruhi. Kalau dari Riau sejauh ini belum ada dampak langsung ke kita,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini Kota Batam memiliki dua stasiun pemantauan kualitas udara. Satu milik DLH Batam yang berada di Kecamatan Sagulung, dan satu lagi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang berlokasi di kawasan Nagoya. Kedua alat ini rutin memantau kualitas udara sebagai langkah antisipatif terhadap potensi pencemaran.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak polusi udara. Meski saat ini belum dalam kondisi berbahaya, kualitas udara yang menurun dapat memicu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), terutama pada kelompok rentan.
“ISPA sangat rentan muncul dalam kondisi udara seperti ini. Terutama bagi anak-anak dan mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, paru-paru, serta asma,” jelas Didi.
DLH dan Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat tetap tenang namun waspada, sembari mengikuti perkembangan kondisi udara dari sumber resmi. (H-1)