
DUGAAN keracunan makan bergizi gratis (MBG) penerima manfaat bagi pelajar TK, SDN di Kecamatan Karangnunggal dan SDN Cikalong, Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat bertambah menjadi 52 orang. Kejadian itu terjadi, Kamis (18/9) dan semua korban berangsur membaik hingga tak ada yang menjalani perawatan.
Camat Karangnunggal, Suherman mengatakan dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang diberikan kepada penerima manfaat di SDN Cidadap kembali bertambah 39 siswa dan mereka semua mengeluhkan sakit perut, mual, muntah, pusing. Namun, para korban semuanya itu tidak ada yang menjalani perawatan meski mereka sempat datang ke Puskesmas dan mendapatkan obat.
"Pelajar SDN Cidadap yang mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di wilayahnya tercatat 39 siswa, dan mereka berangsur sembuh. Akan tetapi, memang kejadian keracunan terhadap pelajar tak semua datang ke Puskesmas tapi mereka bertahap dengan keluhan sakit perut usai menyantap mie kuning, ayam goreng, sawi, pangsit, semangka," katanya, Jumat (19/9)
Ia mengatakan menu makan bergizi gratis (MBG) yang disalurkan dari dapur SPPG Cikalong kepada penerima manfaat di SDN Cidadap berupa mie kuning, ayam goreng, semangka, pangsit, dan sayuran. Namun, usai mengonsumsi MBG siswa pulang ke rumah hingga mulai merasakan sakit perut, mual, muntah, diare. Setelah datang ke Puskesmas langsung ditangani dengan memberikan obat.
"Berdasarkan laporan dari Puskesmas tidak ada pelajar menjalani perawatan lantaran kondisi mereka langsung ditangani cepat, tapi dugaan keracunan MBG yang terjadi ini Dinas Kesehatan sudah mengambil sampel untuk dilakukan uji laboratorium. Kami tak bisa berasumsi, apakah itu dari menu MBG atau bukan tinggal menunggu hasilnya," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Cikalong, AKP Dede Darmawan mengatakan, dugaan keracunan MBG yang terjadi di wilayahnya tercatat ada 13 orang dan mereka semua sudah berangsur membaik tidak ada lagi yang menjalani perawatan di Puskesmas. Namun, pengobatan kepada korban keracunan ditanggung pemerintah daerah termasuk pihak dapur SPPG langsung bertanggung jawab.
"Untuk korban keracunan MBG yang telah terjadi di wilayahnya memang sempat ada 10 orang menjalani rawat inap berada di Puskesmas dan klinik. Akan tetapi, semua pelajar sudah kembali pulang ke rumahnya masing-masing dan pihak dapur SPPG bertanggung jawab dengan membiayainya lantaran menu yang diberikan berbeda tapi penerima manfaat yang keracunan ini menerima mie kuning basah," pungkasnya. (H-4)