Deteksi Dini Kanker Paru Lewat LDCT Bisa Selamatkan Nyawa: Ini Penjelasannya

5 hours ago 3
 Ini Penjelasannya Ilustrasi(freepik)

KANKER paru-paru merupakan salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia. Sering kali, penyakit ini tidak menunjukkan tanda-tanda pada fase awal, sehingga banyak kasus baru ditemukan saat penyakit sudah berada dalam tahap lanjut. Deteksi dini melalui proses skrining Low-Dose Computed Tomography (LDCT), bisa meningkatkan peluang hidup yang signifikan.

American Cancer Society (ACS) melaporkan deteksi dini menggunakan LDCT dianjurkan bagi perokok berat dengan usia 50-80 tahun, setidaknya 20 pack-year. Kelompok ini mencakup orang yang masih merokok dan mantan perokok yang berhenti dalam 15 tahun terakhir. Metode ini mengidentifikasi nodul atau kelainan kecil dalam jaringan paru-paru, sebelum gejala klinis muncul. Prosedur ini memanfaatkan dosis rendah radiasi, berlangsung singkat, dan dianggap aman serta nyaman bagi pasien.

Penelitian yang dirangkum oleh ACS menunjukkan bahwa penerapan LDCT pada populasi berisiko tinggi dapat mengurangi angka kematian akibat kanker paru sebesar 20 hingga 24 persen. Hal ini menjadikan skrining sebagai langkah penting dalam strategi pencegahan kanker paru secara global, termasuk di Indonesia, yang menghadapi masalah besar akibat penyakit tidak menular.

Selain skrining, pencegahan kanker paru juga sangat terkait dengan perubahan gaya hidup. Informasi dari situs Alodokter menekankan bahwa menghindari merokok merupakan langkah paling efektif untuk menurunkan risiko kanker paru. Paparan terhadap asap rokok, baik langsung maupun tidak langsung, terbukti dapat merusak jaringan paru-paru dalam jangka panjang. Karena itu, disarankan mereka yang tinggal atau bekerja di sekitar peroko untuk menghindari paparan asap rokok. 

Langkah pencegahan lainnya meliputi menjaga pola makan yang sehat dengan konsumsi banyak antioksidan dari buah-buahan dan sayuran segar, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan ideal, serta mengurangi paparan polutan seperti asbes, radon, dan polusi udara.

Proses skrining dimulai dengan konsultasi medis. Jika seseorang memenuhi kriteria risiko tinggi, dokter akan merekomendasikan untuk menjalani LDCT. Jika ada kelainan yang mencurigakan, pasien akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut melalui prosedur seperti biopsi atau bronkoskopi untuk memastikan diagnosis.

Deteksi dini memberikan peluang yang lebih baik bagi intervensi medis untuk dilakukan sebelum sel kanker menyebar lebih luas. Hal ini tidak hanya membuat perawatan menjadi lebih efektif, tetapi juga berpotensi menurunkan biaya perawatan dalam jangka panjang. Di sisi lain, pendidikan publik mengenai pentingnya skrining dan gaya hidup sehat menjadi aspek krusial dalam mengurangi angka kejadian dan kematian akibat kanker paru.

Deteksi sebelum timbulnya gejala bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. (alodokter/American Cancer Society (ACS)/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |