
ILMUWAN dari Universitas Southampton telah merancang ulang antibodi menjadi versi super kuat yang mampu memperkuat sistem imun dalam menyerang kanker. Temuan ini berpotensi merevolusi pendekatan imunoterapi modern.
Dalam penelitian terbaru yang didukung oleh Cancer Research UK, para peneliti mengubah struktur antibodi — protein berbentuk Y yang secara alami membantu tubuh melawan infeksi — untuk membuatnya lebih kaku. Hasilnya, antibodi versi baru ini menunjukkan kemampuan yang jauh lebih besar dalam mengaktifkan respons kekebalan tubuh terhadap sel kanker.
“Kami menemukan bahwa dengan sedikit memodifikasi kekakuan antibodi, respons imun meningkat drastis,” jelas Prof. Mark Cragg, dari Pusat Imunologi Kanker.
“Teknik ini berlaku lintas berbagai jenis antibodi yang menargetkan reseptor imun yang berbeda, membuka jalan bagi terapi yang lebih efisien.”
Kekakuan struktural ternyata memainkan peran penting. Antibodi yang lebih kaku menjaga reseptor pada permukaan sel imun tetap berdekatan, memperkuat sinyal aktivasi.
Sebaliknya, antibodi yang lebih fleksibel cenderung gagal menjaga kedekatan ini, sehingga stimulasi kekebalan melemah.
“Bentuk dan fleksibilitas antibodi sangat menentukan efektivitasnya dalam memicu sel imun,” ujar Isabel Elliott, kandidat PhD di Southampton.
Untuk menciptakan kekakuan ekstra, tim peneliti menambahkan ‘jembatan’ mikroskopis antar lengan antibodi berupa ikatan disulfida tambahan. Simulasi struktur molekul dengan superkomputer mengonfirmasi efektivitas desain ini.
“Kami menggunakan simulasi komputasi tingkat tinggi untuk melihat struktur antibodi secara detail. Hasilnya, antibodi versi kaku jauh lebih aktif dalam mengaktifkan sistem imun,” ungkap Ivo Tews, Profesor Biologi Struktural.
Penemuan ini membuka pintu bagi pengembangan obat imunoterapi baru yang lebih efisien, tidak hanya untuk kanker, tetapi juga penyakit autoimun dan infeksi berat lainnya. (ScitechDaily/Z-10)