Deteksi Dini Jadi Kunci Penanganan Diabetes Mellitus Tipe 1 pada Anak

5 hours ago 3
Deteksi Dini Jadi Kunci Penanganan Diabetes Mellitus Tipe 1 pada Anak Ilustrasi pemeriksaan gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 1.(Dok. Freepik)

DIABETES Mellitus tipe 1 sering ditemukan pada anak-anak. Diabetes Melitus tipe 1 adalah suatu kondisi autoimun yang menyebabkan kerusakan sel beta pankreas yang pada akhirnya menyebabkan produksi insulin menurun. Hal itu mengakibatkan kenaikan kadar gula darah dalam tubuh (hiperglikemia). DM tipe I membutuhkan penggantian insulin dan upaya intensif dari pasien.

Ketua pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan Diabetes Melitus tipe 1 berbeda dengan tipe 2 yang lebih karena gaya hidup.

“Diabetes tipe 1 ini bukan karena gaya hidup dan bisa menyerang anak manapun. Salah satu ciri yang mudah adalah pada anak DM tipe 1 ini adalah biasanya kurus,” katanya dalam konferensi pers daring, Selasa (29/4).

Masalahnya, katanya, masih banyak kasus Diabetes Melitus tipe 1 ini tidak terdiagnosis atau salah diagnosis. Jadi, anak-anak yang terdeteksi diabetes ini dalam kondisi yang sudah berat.

“Sebetulnya bisa dilakukan screening untuk Diabetes Melitus tipe 1 ini sehingga bisa terdeteksi lebih awal. Di daerah juga masih banyak anak-anak yang akses ke insulinnya terbatas. Padahal diabetes tipe 1 ini seumur hidupnya dia butuh suntikan insulin,” katanya.

Dr. dr. Nur Rochmah, Sp.A, Subsp.Endo(K) dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI menyebut total sampai dengan April 2025 ada sebanyak 1.948 pasien anak dengan DMTP1.

Gejala yang sering dilaporkan adalah banyak makan, banyak minum, berat badan turun. Pada kondisi berat, anak akan datang dengan kondisi ketoasidosis diabetik (DKA), yakni komplikasi serius dari diabetes mellitus. Tanda-tandanya anak mual, muntah, datang dengan kurang kesadaran, dan sesak.

“Untuk tata laksana anak Diabetes Melitus tipe 1 itu ada perhitungan kalori. Nanti secara customized, akan diedukasi, dihitungkan kalori sehari berapa, untuk makan pagi, siang, dan malam, snack di antara makan besarnya itu berapa,” katanya.

Anak dengan Diabetes Melitus tipe 1 tetap makan tiga kali dan snack tiga kali. “Kita atur, misalkan diberikan kalori 1.500, akan kita bagi dalam tiga makan besar dan tiga kali snack, nanti kita hitung proporsinya, misalnya 50% karbohidrat, 20-30% lemak, 25-30% protein,” jelasnya.

Untuk pencegahan, ada primary prevention yakni sebelum terjadi. Pada Diabetes Melitus tipe 2 yang dengan obesitas, yaitu dengan perbaiki lifestyle dan memperbaiki berat badan anak supaya tidak sampai mengidap overweight atau obesitas. Pasalnya obesitas akan berlanjut menjadi resistensi insulin dan diabetes melitus tipe 2.

Faktor Genetik

Sedangkan anak dengan Diabetes Melitus tipe 1, secara teori adalah faktor genetik yang berisiko, kemudian akan terpicu oleh faktor lingkungan. “Faktor genetik ini kan sudah given, jadi ada peran orang tua di situ, namun faktor genetik yang berisiko itu hanya sekitar 20%,” ujarnya.

“Jadi kita bisa memberikan olah hidup yang baik, terus ada peran vitamin D juga di situ untuk primary prevention, lifestyle yang sehat,” imbuhnya.

Konsultan endokrin anak Dr. dr. I Wayan Bikin Suryawan, Sp.A, Subsp.Endo(K) mengatakan masalah DMT1 itu tidak terdeteksi. Ketika sudah gawat baru datang ke dokter.

“Kalau awarenessnya tidak bagus, tidak sampai terdeteksi, tau-tau meninggal. Karena pada Diabetes Melitus tipe 1, karena obatnya hanya satu-satunya insulin, kalau tidak dikasih insulin, tidak bisa diselamatkan,” katanya.

“Diabetes Melitus tipe 1 itu sangat tergantung pada deteksi dininya. Jadi peningkatannya itu karena penapisan. Makanya yang melaporkan banyak dari pusat-pusat pendidikan. Mungkin di luar center pendidikan banyak yang Diabetes Melitus tipe 1 tapi terlewatkan, dan akhirnya meninggal tanpa diagnosis,” pungkasnya. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |