Cuaca Ekstrem dan Rob, Banjir di Kota Semarang dan Demak Kembali Meninggi 

9 hours ago 4
Cuaca Ekstrem dan Rob, Banjir di Kota Semarang dan Demak Kembali Meninggi  Banjir merendam Kota Semarang kembali tinggi, meskipun kendaraan besar dapat melintas namun melambat(MI/Akhmad Safuan)

INTENSITAS hujan yang tinggi masih mengguyur 25 daerah di Jawa Tengah, Minggu (2/11). Ini membuat banjir di Kota Semarang dan Demak tidak kunjung surut. Dapur umum pun didirikan di sejumlah tempat dan pekerja diangkut menggunakan truk serta ahli hidrologi soroti masalah manajemen air.

Hujan ringan hingga sedang sejak siang kembali mengguyur sejumlah daerah di Jawa Tengah, warga mulai khawatir banjir Kota Semarang dan Demak semakin tinggi, apalagi air laut pasang (rob) di perairan utara Jawa Tengah juga masih mencapai 1,1 meter. Sejumlah dapur umum yang didirikan oleh Pemprov Jawa Tengah, Pemkot Semarang dan Polda Jawa Tengah sejak pagi terus melayani puluhan ribu warga terdamak dan sopir truk yang melintas di Pantura Semarang-Demak.

"Kita fokus pemberian bantuan logistik dan dapur umum," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Imam Maskur.

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan guna memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir, Pemkot Semarang telah mendirikan puluhan dapur umum di tiga kecamatan yakni Gayamsari, Pedurungan dan Genuk guna memastikan warga tidak kekurangan makanan dan kesehatan terjaga.

Ini juga diungkap Kepala Polda Jawa Tengah Irjen Ribut Hari Wibowo, posko tanggap darurat yang didirikan Brimob Polda Jawa Tengah di ruas Jalan Kaligawe Raya akan beroperasi selama warga membutuhkan bantuan. Soal dapur umum, ia pun menyebut kegiatan menyiapkan makanan hingga seribu porsi untuk warga terdampak dan pengemudi yang terjebak banjir terus berjalan.

"Selain bantuan logistik dan dapur umum, kami juga menyiapkan layanan kesehatan gratis di posko sebagai upaya membantu warga dan para pengemudi yang terjebak banjir di Jalur Pantura," ujar Ribut Hari Wibowo.

Sementara itu, sejak pagi sejumlah truk yang dapat menembus banjir di jalur Pantura Semarang-Demak juga terlihat mengangkut para pekerja dari sejumlah lokasi banjir. "Setiap pagi ada truk melintas dan kami menumpang agar sampai ke pabrik," ujar Rina, 38, seorang warga Genuk.

Hal serupa juga diungkapkan Sari, 40, pekerja di sebuah pabrik di Kawasan Industri Terboyo Semarang mengaku berangkat menggunakan motor, tetapi dititipkan di tempat yang aman. Ia kemudian melanjutkan perjalanan dengan menumpang truk hingga sampai pabrik, karena seluruh ruas jalan menuju kawasan terendam banjir.

Manajemen Air

Melihat banjir yang tidak kunjung surut, Ahli Hidrologi Universitas Semarang (USM) Edy Susilo mengungkapkan bahwa banjir di Kota Semarang tidak hanya akibat curah hujan tinggi, tetapi juga disebabkan karena manajemen air yang belum berjalan secara maksimal seperti pompa air yang tidak berfungsi optimal.

"Kalau air laut pasang (rob) rutin memang perlu tanggul laut, tetapi banjir akibat intensitas hujan yang tinggi masalah utama adalah pompa air yang tidak optimal," ungkap Edy Susilo.

Penyebab utama banjir di wilayah perkotaan, menurut Edy Susilo, juga dipengaruhi masalah alih fungsi lahan yang masif, sehingga lahan terbuka dan area resapan air berkurang drastis. Namun pemerintah yang memiliki aturan tentang keseimbangan air melalui konsep zero delta Q, implementasinya masih lemah.

Mengatasi banjir ini, ungkap Edy Susilo, diusulkan menggunakan pipa resapan horizontal sebagai solusi efektif untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan percepatan pembangunan proyek tanggul laut Semarang-Demak dalam pengendalian banjir untuk menahan rob.

"Sistem pompa harus dijaga dengan baik dan diawasi secara ketat untuk memastikan fungsi optimal," imbuhnya.

Cuaca Ekstrem 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung masih berlanjut di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Ini karena cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir masih berlangsung.

"Cuaca ekstrem dan air laut pasang (rob) masih berlangsung, diminta warga tetap siaga terhadap bencana hidrometeorologi," ujar Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N, Minggu (2/11).

Cuaca ekstrem di Jawa Tengah, ungkap Arif, berpotensi melanda 25 daerah pada siang, sore hingga awal malam yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Kudus, Ungaran, Temanggung, Kajen, Slawi, Magelang, Surakarta, Salatiga, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa.

Sedangkan daerah lainnya di Jawa Tengah yang berpeluang diguyur hujan ringan-sedang, dengan tiupan angin dari arah barat ke utara dengan kecepatan 10-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 18-32 derajat celcius dan kelembaban udara 60-95 persen, tinggi gelombang di perairan utara 0,1-0,5 meter dan di perairan selatan 1,5-2,5 meter.

Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Shafira Tsanyfadhila mengatakan air laut pasang (rob) di perairan utara Jawa Tengah, Minggu (2/11), masih berlangsung dengan ketinggian maksimum 1,1 meter. Kondisi ini akan berdampak banjir rob di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah.

"Warga di Pantura Jawa Tengah terutama Kota Semarang dan Demak diminta waspada, karena banjir dapat semakin tinggi dengan masih berlangsungnya rob pada pukul 02.00-06.00 WIB," kata Shafira Tsanyfadhila Minggu (2/11). (M-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |