
CUACA buruk yang melanda perairan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam sebulan terakhir bikin tangkapan nelayan menurun drastis. Dampaknya, harga ikan di pasar meroket, terutama di Kampung Bugis, Kota Waingapu, yang dikenal sebagai pusat jual beli ikan di kota ini.
Jumat (10/7/), suasana di lapak-lapak ikan di Kampung Bugis tampak sepi, minim aktivitas jual beli. Hanya belasan pedagang yang tetap berjualan dengan stok ikan yang sangat terbatas. Harga melonjak hingga dua kali lipat dari biasanya, membuat pembeli banyak yang enggan membeli.
Di dermaga, aktivitas bongkar muat tetap berjalan, tapi jumlah ikan yang diturunkan dari perahu sedikit. Banyak pedagang pulang dengan boks kosong. Cuaca yang tidak bersahabat membuat sebagian besar nelayan memilih tak melaut.
"Angin kencang dan gelombang di kedalaman sangat terasa, meski di area pantai laut terlihat tenang. Kondisi itu membuat sulit mencari ikan," ujar Anwar Husein, nelayan di Kampung Bugis. Biasanya, ia bisa dapat 400 sampai 500 ekor per hari. Sekarang hanya 50 sampai 100 ekor, bahkan sering pulang tanpa hasil tangkapan.
Ia bilang, banyak nelayan kini memilih istirahat dua sampai tiga hari karena takut. Dalam sebulan terakhir, sudah ada dua nelayan tenggelam akibat cuaca buruk. Anwar sendiri kini kadang mengisi waktu dengan kerja serabutan demi menyambung hidup sambil menunggu laut kembali tenang.
Di sisi lain, para pedagang ikan juga mulai bingung. Hairul Anam, salah satu pedagang, mengaku makin sulit dapat ikan segar. Menurutnya, pasokan yang ada hanya dari nelayan yang punya perahu besar. Itu pun hasilnya tetap jauh berkurang dari biasanya.
"Macam ikan ana ero (anak tongkol), biasanya tujuh ekor itu Rp20 ribu, tetapi sekarang Rp50 ribu," katanya. Ia menyebut, harga jual naik karena harga beli dari nelayan juga naik. Imbasnya, pembeli makin sedikit. Hanya orang yang benar-benar ingin makan ikan yang tetap beli.
Cuaca buruk di perairan Sumba Timur tidak hanya berdampak pada naiknya harga tetapi juga memakan korban nyawa. Di perairan Salura, seorang nelayan asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tenggelam dan sampai saat ini belum ditemukan akibat perahunya diterjang gelombang.
Kapolsek Karera, Polsek setempat, mengatakan, upaya pencarian tim gabungan TIM SAR, TNI dan Polri serta para nelayan sudah dilakukan namun tidak membuahkan hasil, pencarian pun telah resmi ditutup. "Kami sudah lakukan pencarian tetapi tidak berhasil. Bersama keluarga telah sepakat pencarian dihentikan," ujarnya. (I-2)