Sejumlah warga Desa Waekokak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo NTT mendapatkan edukasi kesehatan dan bantuan paket sembako dari PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk (TBIG).(MI/IGNAS KUNDA)
SEBUAH mobil minibus di bawah langit biru menyusuri jalan berbatu selebar 3 meter menuju Desa Waekokak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Mobil itu melintasi beberapa kambing yang berkeliaran di sebuah pekarangan rumah yang tak berpagar. Mobil melaju pelan seperti kambing-kambing itu yang juga melaju pelan mencari rerumputan. Semua serba kecokelatan di puncak musim kemarau panas ini. Warna hijau hanya nampak pada beberapa pohon asam dan nimba. Terik matahari cukup meyengat membuat meringis wajah warga di teras-teras rumah.
Mobil tersebut terus melaju dengan getaran cukup menggetarkan bagian dalam kabin. Tak beberapa lama mobil lalu masuk kedalam sebuah pelataran rumah. Terlihat sejumlah warga telah berkumpul di bawah tenda di sampingnya.
Beberapa ibu-ibu setengah berjlbab duduk bebaris dalam deretan kursi-kursi yang telah disiapkan. Beberapa lelaki dari yang muda hingga yang paling tua juga duduk di samping deretan kursi para ibu. Tak berapa lama sebuah mobil toyota fortuner beroplat merah bernomor polisi EB 2 NGK memasuki pekarangan rumah tempat tenda berada. Tampaknya Wakil Bupati Negekeo menjadi tamu yang disambut para hadirin yang hadir.
Seorang lelaki tampak berdiri mulai memberikan sambutan kemudian diselingi beberapa acara sambutan dari para pembicara.
"Digosok, diputar, digesek-gesek jangan pikir yang lain, ini cara cuci tangan,” kata seorang petugas kesehatan menerangkan cara mencuci tangan yang langsung disambut tawa sumringah dari para warga dan tamu yang hadir dalam tenda itu.
EDUKASI KESHATAN DAN SEMBAKO DARI TBIG
Hari ini sejumlah warga Desa Waekokak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo NTT mendapatkan edukasi kesehatan dan bantuan paket sembako dari PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk (TBIG). Program bantuan dan edukasi ini sebagai wujud komitmen untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk (TBIG) melanjutkan rangkaian aksi bakti sosial Aksi Sehat Bangun Bersama di 80 desa, dari Aceh hingga Papua.
Sebelumnya kegiatan ini resmi diluncurkan di Desa Cot Ba’u, Kecamatan Sukajaya, Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam yang kemudian berlanjut ke Site MBAY II AESESA, Kecamatan Aesesa, Desa Waekokak.
“Kegiatan ini dilakukan dalam rangka peringatan kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, TBIG menargetkan lebih dari 500 kegiatan serupa di seluruh Indonesia,“ Kata Fahmi Alatas dari TBIG.
Kepala Desa Waekokak Yohanis Samparaja juga menyampaikan apresiasi kepada PT TBIG Tbk yang sudah memilih Waekokak sebagai lokasi sasaran penyuluhan hidup sehat dan sasaran penerima bantuan paket sembako.
Dalam kegiatan itu, sebanyak 100 orang warga Desa Waekokak mendapatkan bingkisan paket sembako dari PT TBIG. Yohanes menyebut, apa yang dilakukan oleh TBIG wujud dari kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar.
Dia juga berharap agar apa yang dilakukan oleh PT TBIG dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain baik swasta maupun perusahaan Negara yang beroperasi di Kabupaten Nagekeo untuk terlibat aktif menggelontorkan anggaran CSR bagi masyarakat sekitar.
Wakil Bupati Nagekeo Gonzalo Muga Sada, yang hadir dalam penyerahan bantuan tersebut menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas kehadiran PT TBIG melalui Implementasi Program CSR yang sudah membantu masyarakat sekitar. "Kita berada di sini untuk sebuah misi kemanusiaan terutama di bidang kesehatan" ungkap Gonzalo.
Menurut Wakil Bupati, kehadiran PT TBIG Tbk melalui intervensi program CSR ini tidak hanya semata membantu masyarakat mengedukasi pola hidup sehat, akan tetapi lebih dari itu perusahaan sudah mau berkolaborasi membantu pemerintah daerah Kabupaten Nagekeo di sektor Kesehatan.
"Terimakasih teman-teman TBIG sudah datang jauh-jauh membantu daerah ini karena sektor kesehatan, sanitasi dan air bersih menjadi problem utama dan masalah serius yang berdampak pada stunting" ujar Gonzalo.
Oleh sebab itu, Gonzalo mengatakan Pemerintah Kabupaten Nagekeo sangat berharap kolaborasi kerjasama membangun kesehatan masyarakat ini dapat berlanjut secara berkesinambungan.
Dalam kegiatan ini, TBIG menyelenggarakan edukasi pola hidup sehat dengan memberikan penyuluhan tentang cara mencuci tangan yang benar dengan sabun, serta menyalurkan paket sembako bagi masyarakat setempat.
Program pilar kesehatan yang dijalankan CSR TBIG difokuskan pada peningkatan kesadaran dan kualitas kesehatan masyarakat serta lingkungannya.
Herman Setya Budi, Presiden Direktur TBIG, mengatakan pihaknya memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah operasional karena CSR TBIG merupakan komitmen nyata yang berkesinambungan dan mencakup kesehatan, pendidikan, budaya, serta lingkungan.
"Tahun ini, untuk pilar kesehatan saja, kami menargetkan lebih dari 220 ribu jiwa penerima manfaat. Semua program kami dilaksanakan dengan berlandaskan prinsip ESG, mendukung SDGs, serta merujuk pada panduan ISO 26000.” ungkapnya.
Melalui program CSR ini, TBIG berharap dapat memperkuat kepedulian sosial sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah 3T, sejalan dengan semangat bersama untuk Indonesia.
SALAH KAPRAH CSR OLEH MEDIA
Fransiskus Surdiasis dalam Journalism Fellowship On CSR 2025 batch II hasil kolabaorasi Tower Bersama Grup (TBIG) dan Gerakan wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) mengatakan Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi salah satu pilar penting dalam aktivitas perusahaan modern. Namun media masih memperlakukan CSR sebagai urusan perusahaan bukan urusan masyarakat.
“Pemahaman terhadap CSR, termasuk di kalangan wartawan, masih salah kaprah, menganggap CSR sebagai bentuk kebaikan perusahaan terhadap masyarakat. Ada kebutuhan untuk melaporkan CSR dalam cara yang lebih meaningful, dengan menempatkannya dalam konteks persoalan dan kebutuhan Masyarakat. Fellowship ini adalah bentuk apreasiasi terhadap CSR sekaligus mendorong media untuk melaporkan CSR dalam cara yang lebih impactful," kata Fransiskus yang juga anggota Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Jurnalisme Berkualitas.
Fransiskus menjelaskan idealnya kalau kita menganggap CSR sebagai bentuk kebaikan perusahaan terhadap masyarakat, maka lokusnya masih ada di perusahaan padahal idealnya lokus CSR itu berpindah dari perusahaan ke masyarakat karena itu dia bukan lagi sekedar bentuk kebaikan tetapi adalah tanggung jawab sekaligus komitmen
untuk mengambil bagian dalam upaya menyelesaikan persoalan persoalan masyarakat.
“Jadi locusnya bukan di perusahaan tetapi ada tanggung jawab seperti juga warga negara yang lain punya tanggung jawab untuk mengambil bagian dalam upaya menyelesaikan isu-isu yang menjadi concern publik,“ jelas Fransikus.
Fransiskus menambahkan CSR dan jurnalime bekerja di atas platform yang sama yakni masyarakat. Keduanya berangkat dari titik pijak yang sama yakni kepentingan publik. Inilan yang menjadi titik temu pijakan fondasi hubungan antara media dan perusahaan terkait CSR.
“Kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan dengan jurnalistik atau media mempunyai titik temu bekerjadi atas platform yang sama, yang namanya masyarakat society jadi society dan titik pijaknya juga sama yaitu publik interest,” pungkasnya. (I-3)


















































