Pemerintah akan menyiapkan hotline pengaduan bangunan pesantren.(AFP)
PEMERINTAH akan meluncurkan layanan hotline bagi masyarakat untuk melaporkan kondisi bangunan sekolah, khususnya pondok pesantren, yang dinilai berisiko roboh.
Nomor layanan tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat.
“Kita buka hotline, nanti nomornya segera diinformasikan. Mohon disebarkan kepada masyarakat, terutama pesantren yang merasa bangunannya rawan, agar berkonsultasi lewat layanan itu,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, dikutip dari Antara, Selasa (7/10).
Menurut Muhaimin, hotline ini diharapkan menjadi sarana pengawasan bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam memeriksa, menangani, serta mencegah insiden bangunan runtuh di lingkungan pesantren.
Selain membuka layanan pengaduan, pemerintah juga menyiapkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pembangunan Pesantren, yang akan bertugas melakukan verifikasi data dan inspeksi bersama pemerintah daerah.
“Satgas ini dibentuk untuk memastikan tidak ada lagi kejadian serupa di kemudian hari. Setelah audit dilakukan dan data diverifikasi, baru kita hitung kebutuhan anggarannya. Pemerintah tentu menyesuaikan kemampuan, jadi pelaksanaannya bertahap,” jelasnya.
Muhaimin turut mengingatkan pengelola pesantren untuk memperbarui Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) agar seluruh pembangunan memiliki dasar izin yang sah.
“Setiap bangunan pesantren, sekecil apa pun, wajib punya PBG. Pemerintah menjamin seluruh proses perizinan ini gratis,” katanya.
Ia juga menegaskan agar seluruh proyek pembangunan atau renovasi gedung pesantren yang belum berizin dihentikan sementara.
“Pastikan semua pembangunan yang belum punya izin segera dihentikan dulu. Jangan dilanjutkan sampai perizinannya beres,” tegasnya.
Langkah ini diambil sebagai respons atas runtuhnya mushala di lantai tiga Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, pada Senin (29/9), saat proses renovasi berlangsung. Insiden itu terjadi ketika ratusan santri tengah menunaikan salat berjamaah dan terjebak di bawah reruntuhan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan seluruh korban telah ditemukan. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, melaporkan sebanyak 63 jenazah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian. (Ant/Z-10)


















































