SUARA sound system terdengar keras menggema di sisi kanan aliran Kali Surabaya. Tidak ada pertunjukan musik atau konser mewah, tapi gelaran pesta pernikahan warga Jambang, Kota Surabaya.
Anak-anak berlarian di taman mini yang dibuat secara sederhana di sisi Kali Surabaya. Emak-emak saling bercengkrama di gazebo sambil membicarakan artis ibu kota. Di sisi lain, sejumlah mahasiswa memberikan edukasi ke para remaja terkait pentingnya menjaga kebersihan Kali Surabaya.
“Adik-adik ingat ya, jangan buang sampah sembarang di kali karena bisa menyebabkan banjir,” kata seorang mahasiswa.
Inilah gambaran singkat Kampung Ecoriparian Geblak Jambangan (Jambangan Hebat/PEJABAT) yang dibangun hasil program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Region Jatim Balinus.
Sebagai perusahaan yang terjun di bidang migas, PT Pertamina Patra Niaga Region Jatim Balinus tidak pernah melupakan menyalurkan CSR untuk kepentingan masyarakat.
Kota Surabaya menjadi salah satu kota yang mendapat berbagai CSR dari PT Pertamina, Kampung Hijau HSSE (di wilayah seperti Jagir Wonokromo), CSR di Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Wonorejo, Pilar Dukungan UMKM dan Peningkatan Ekonomi dan UMK Academy/Program Kemitraan. Kampung Ecoriparian Geblak Jambangan (Jambangan Hebat/PEJABAT) menjadi salah satu CSR yang menjadi favorit masyarakat yang ada di sekitar Kali Surabaya.
Lingkungan tepian sungai Kali Surabaya yang membentang di wilayah Kecamatan Pagesangan meliputi kawasan dari utara Rolak ke selatan Kelurahan Karah, Jambangan, Kebonsari dan Pagesangan disulap makin tertata, bersih, indah, hijau dan asri.
Selama ini stigma stren kali yang kumuh dan kotor telah terhapus, setelah adanya program Geblak.
“Program ini selaras dengan komitmen Pertamina dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada aspek lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatim Balinus, Ahad Rahedi.
Di kampung ini Pertamina fokus pada pemberdayaan ekonomi sirkular berbasis lingkungan, khususnya di bantaran Sungai Surabaya. Tidak sedikit yang dikucurkan untuk memberdayakan masyarakat mulai dari Bantuan infrastruktur lingkungan (pengaspalan jalan, gazebo, taman edukasi), pengadaan mesin pencacah sampah organik, program keanekaragaman hayati, hingga pelatihan UMKM lokal (Pusat Ekonomi Jambangan Hebat/PEJABAT).
Program Ekoriparian Geblak Jambangan adalah bukti nyata bahwa inisiatif yang lahir dari masyarakat dapat terus hidup dan berkembang meskipun pendampingan langsung dari perusahaan sudah berakhir.
“Bagi Pertamina keberhasilan CSR sejati bukan hanya saat program berjalan, tetapi ketika masyarakat mampu mandiri dan menjadi inspirasi bagi daerah lain,” katanya.
Di kampung ini pula berdiri Instalasi Pengolahan Air Sungai (IPAS), sebuah inovasi yang dikembangkan oleh masyarakat binaan Pertamina. IPAS mampu menyaring air Sungai Surabaya menjadi lebih bersih dan layak untuk dimanfaatkan kembali oleh warga setempat. Makin lengkap di kampung ini, semangat Gerakan Balik Kanan (Geblak) untuk menjaga kebersihan sungai dan pengelolaan sampah berjalan baik melalui Bank Sampah Girli.
Pertamina tidak berhenti hanya dua program itu, aspek pemberdayaan perempuan juga maju pesat melalui kelompok batik eco-print Simama (Srikandi Makmur Bersama).
“Sisi humanis bantaran sungai juga dihidupkan dengan pembangunan Green Cafe yang menjadi ruang komunal warga. Kami manjakan warga dengan berbagai fasilitas di kampung ini,” katanya.
Potensi yang dimiliki kampung Geblak ini memunculkan daya tarik baru yakni pariwisata. Dinas Dinas Pariwisata Kota Surabaya memanfaatkan kampung ini menjadi destinasi wisata. Salah satunya upaya dari Dinas Pariwisata menjadikan kawasan sungai ini dikembangkan menjadi bagian dari wisata air.
"Kawasan sungai ini akan menjadi destinasi wisata apalagi sudah dilakukan pemberdayaan ekonomi seperti membuat kerajinan kuliner dan saat ini wisatawan dari Eropa selalu mencari wisata nuansa alami sehingga bisa semakin menarik," Kepala Dinas Pariwisata Hidayat Syah.
Pihaknya mendorong BUMN lainnya juga melakukan hal serupa yang dilakukan PT Pertamina. Manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat, mereka juga mendapat edukasi bagaimana menciptakan lingkungan Kali yang biasa jorok menjadi bersih dan asri.
Ketua RT sekaligus Local Hero Mujiono yang selama ini mendampingi warga sekitar Jambangan mengakui merasakan manfaat Kampung ini disulap menjadi kampung penuh dengan inspirasi dari Pertamina. Pertamina menghadirkan program CSR yang berkelanjutan, fokus pada kemandirian masyarakat, dan pelestarian lingkungan.
“Kami percaya, energi terbaik adalah energi yang memberi manfaat bagi kehidupan banyak orang, kata Mujiono. Masyarakat sangat merasakan manfaatnya, mereka bisa berlatih bagaimana mengelola sampah, bagaimana menjernihkan air sungai. Ini pelajaran berharga yang bisa dirasakan masyarakat sekitar Kali Surabaya,” kata Mujiono.
Tidak berhenti hanya membangun kampung yang indah dan elok penuh inspirasi. Pertamina juga menyasar CSR di Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Wonorejo Fokus di lokasi tidak lain, pelestarian lingkungan dan ekowisata.
Program yang bertujuan untuk melestarikan kawasan mangrove, seperti penanaman pohon dan pelatihan masyarakat sekitar untuk mengelola ekowisata secara berkelanjutan.
Usai mengubah Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Wonorejo, Pertamian kembali menghadirkan CSR yang takalh pentingnya, yakni Kampung Hijau HSSE (di wilayah seperti Jagir Wonokromo) Di kampung ini, titik fokus yang dilakukan oleh Pertamina tidak lain untuk peningkatan kesadaran dan praktik akan kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (HSSE) di masyarakat.
“Pembinaan kebersihan, pengelolaan sampah, dan praktik hidup sehat. Semua mendapat pendampingan dilakukan oleh Pertamina sampai tuntas, sampai mereka menjadi mandiri,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatim Balinus, Ahad Rahedi.
Kepedulian PT Pertamina menyiapkan Kampung di RW IV Jagir ini menjadi Kampung Hijau HSSE bermula dari kasus kebakaran pada bulan Agustus 2017. Saat itu terjadi kebakaran di Jalan Tales Bendul Merisi yang bersebelahan dengan Kampung Hijau. Waktu itu delapan unit mobil Pemadam Kebakaran (PMK) yang diterjunkan untuk memadamkan api mengalami kesulitan untuk menjangkau lokasi kebakaran karena akses jalan masuk kampung sangat sempit dan jauh dari sumber air. Dalam program ini, langkah awal yang dilakukan adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya kebakaran dan penyebabnya, tindakan pertama untuk pemadaman sebelum api menjadi tidak terkendali, pelatihan first aider, dan evakuasi.
Secara bertahap juga disiapkan perlengkapan fire protection seperti Alat Pemadam Ringan dan Berat, selang pemadam, nozzle, fire blanker, lonceng kebakaran, jalur evakuasi, muster point, rambu-rambu dan perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
Untuk mengelola sarana prasarana dan fasilitas serta sumber daya manusia yang ada, juga dibentuk Manajemen Organisasi Keadaan Darurat (MOKD) dan struktur OKD yang beranggotakan warga sehingga bisa melakukan pelatihan rutin.
"Kampung Hijau Pertamina di Jagir ini yang dicanangkan sebagai kampung HSSE, sehingga bisa memberikan kenyamanan dan keamanan serta siap jika terjadi kondisi darurat, harapannya kampung hijau ini bisa dijadikan rujukan kunjungan dan wisata edukasi,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Kampung Hijau Pertamina yang berlokasi di RW IV Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, kini memiliki fasilitas dan sumber daya manusia dalam menghadapi kegawatdaruratan terutama untuk menanggulangi kebakaran.
Tim Warga Sigap Tanggap Darurat (Wasiat) merupakan relawan yang dimiliki oleh kampung padat penduduk ini. Mereka telah mendapatkan pelatihan penanganan kebakaran dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) Terminal Pengisian Bahan Bakar Minyak (TBBM) Surabaya Group (SG).
Tentu saja, Pertamina, khususnya melalui unit operasionalnya seperti Pertamina dan entitas lainnya, memiliki berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) yang fokus di Surabaya. Pakar Kebijakan Publik Universitas Airlangga Surabaya Prof. Dr. Falih Suaedi menilai CSR yang dilakukan PT Pertamina lebih banyak menyentuh pada kepentingan publik.
“Ini harus dipertahankan, jangan CSR sekedar simbol tapi juga bisa menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Mereka membutuhkan sentuhan dari BUMN BUMN yang memiliki kepedulian kemajuan masyarakat,” katanya.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatim Balinus aktif menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang fokus pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan di Surabaya, melampaui sekedar simbol. Seluruh program yang dilakukan Pertamina menunjukkan keberhasilan CSR yang sesungguhnya: kemampuan masyarakat untuk mandiri dan menjadi rujukan bagi daerah lain. (FL/E-4)


















































