Saepul Bahri Binzein menggalang gerakan sapoe ibu di Pendopo Kabupaten Purwakarta.(MI/Reza Sunarya)
Meski masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein,tetap meluncurkan program Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (Poe Ibu), yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di kalangan ASN Pemkab Purwakarta, Senin (6/10).
"Dasar pelaksanaannya mengacu pada Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Barat Nomor 149/PMD.03.04/KESRA tentang Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (Poe Ibu), serta Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial" kata Saepul Bahri Binzein setelah peluncuran program Sapoe Ibu di Pendopo kabupaten Purwakarta.
Menurut Bupati, launching gerakan ini dilakukan serentak oleh aparatur sipil negara (ASN), kepala desa, hingga masyarakat umum di Purwakarta.
“Di Setda saja ada sekitar 300 ASN, hari ini mereka bersama-sama menyumbangkan seribu rupiah. Bayangkan jika dikalikan dengan total ASN di Pemkab Purwakarta yang berjumlah 12.500 pegawai dan 183 kepala desa se-Purwakarta, tentu hasilnya cukup besar,” ungkapnya.
Binzein, menegaskan, donasi ini bersifat sukarela dan bukan pungutan. Kotak donasi sudah disediakan di berbagai titik pelayanan, yang bisa diisi tidak hanya oleh ASN, tetapi juga masyarakat umum.
Hasil dari Gerakan Poe Ibu akan difokuskan untuk mendukung sektor pendidikan dan kesehatan. Pemkab Purwakarta bahkan telah membuka pos pengaduan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan. Namun, setiap pengajuan akan melalui proses verifikasi cepat agar bantuan tepat sasaran.
“Misalnya, ada warga yang punya BPJS Kesehatan tapi tidak memiliki ongkos dan bekal selama berobat, atau anak yang rentan putus sekolah. Mereka inilah yang menjadi prioritas penerima bantuan,” jelasnya.
Binzein menambahkan, mekanisme donasi dilakukan fleksibel, bisa setiap hari atau sesuai kemampuan masyarakat.(H-1)


















































