Ilustrasi.(freepik)
BANYAK yang mengira Pil KB hanya berfungsi mencegah kehamilan. Padahal kontrasepsi oral ini dapat menjaga keseimbangan hormon perempuan.
Dikutip dari website Primaya Hospital, Menurut dr. Cepi Teguh, SpOG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Primaya Evasari Hospital Jakarta, seiring kemajuan teknologi medis, Pil KB kini tak hanya digunakan untuk kontrasepsi, tapi juga membantu mengatasi berbagai gangguan hormonal.
“Pil KB memiliki kelebihan dibandingkan alat kontrasepsi lain karena lebih praktis, bentuknya tablet sehingga tidak perlu disuntik atau dimasukkan ke rahim.Saat berhenti pun tidak memengaruhi kesuburan, meski kadang butuh waktu dua hingga tiga bulan untuk bisa hamil kembali,” jelas dr. Cepi.
Pil KB umumnya terdiri dari dua jenis, yakni pil kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron, serta mini pil yang hanya mengandung progesteron. Kedua jenis ini bekerja dengan cara menghambat ovulasi, menebalkan lendir serviks, dan menipiskan lapisan rahim agar tidak terjadi pembuahan.
Selain mencegah kehamilan, Pil KB juga memiliki manfaat tambahan. Antara lain membantu mengatasi jerawat hormonal, mengatur siklus menstruasi, mengurangi nyeri haid, hingga menurunkan risiko osteoporosis pada perempuan tertentu.
Namun, penggunaannya tetap harus memperhatikan aturan konsumsi yang benar. “Pil KB bisa diminum saat haid atau di luar masa haid, tetapi harus dipastikan tidak sedang hamil. Jika diminum di luar masa haid, efek kontrasepsinya baru bekerja setelah satu minggu,” ujar dr. Cepi.
Ia juga menegaskan bahwa usia bukan menjadi patokan utama dalam penggunaan Pil KB, selama perempuan masih berada dalam rentang usia reproduktif. Pil ini terutama disarankan bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan dalam jangka waktu tidak terlalu lama.
Meski efektifitasnya dalam mencegah kehamilan bisa mencapai lebih dari 90 persen bila diminum teratur, Pil KB tetap dapat menimbulkan efek samping ringan seperti mual, pusing, atau spotting (perdarahan ringan).
Selama mengonsumsi Pil KB, tidak ada pantangan makanan maupun olahraga tertentu. Yang terpenting, kata dr. Cepi, adalah menjaga pola hidup sehat dengan makan bergizi, rutin berolahraga, dan cukup istirahat. (H-4)


















































