
BRASIL meresmikan pabrik bio-nyamuk terbesar di dunia untuk memberantas demam berdarah. Fasilitas bernama Wolbito do Brasil, yang diresmikan pada 19 Juli 2025 di Curitiba, dirancang khusus mengembangbiakkan nyamuk Aedes aegypti yang telah terinfeksi bakteri Wolbachia. Targetnya: melindungi hingga 140 juta penduduk dalam beberapa tahun mendatang.
Pabrik hasil kolaborasi World Mosquito Program, Oswaldo Cruz Foundation, dan Institute of Molecular Biology of Parana ini mampu memproduksi 100 juta telur nyamuk per minggu. Menurut CEO Wolbito do Brasil, Luciano Moreira, fasilitas ini bisa melindungi sekitar 7 juta orang setiap enam bulan.
Demam berdarah, yang dijuluki “break-bone fever” karena rasa sakitnya, menular lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Tahun lalu, Brasil mencatat 6.297 kematian akibat penyakit ini, angka tertinggi sepanjang sejarah.
Bakteri Wolbachia terbukti efektif menghentikan penularan demam berdarah, Zika, dan Chikungunya. Metodenya: nyamuk terinfeksi Wolbachia dilepaskan ke alam liar, lalu kawin dengan nyamuk lokal. Bakteri ini kemudian menyebar dan memblokir virus. Sejak 2014, strategi ini telah melindungi lebih dari 5 juta orang di delapan kota Brasil.
Menurut Antonio Brandao, Manajer Produksi Wolbito do Brasil, metode ini aman. “Wolbachia hanya hidup di dalam sel serangga. Jika serangga mati, bakterinya juga mati,” jelasnya. Wolbachia sendiri sudah alami terdapat pada lebih dari 60% serangga di dunia dan tidak pernah menimbulkan efek buruk pada manusia.
Ke depan, mobil khusus akan berkeliling ke wilayah rawan demam berdarah untuk melepaskan nyamuk-nyamuk terinfeksi secara otomatis. “Prioritas diberikan pada lingkungan dengan jumlah kasus tertinggi,” ungkap Tamila Kleine, Koordinator Operasional Regional Wolbito do Brasil. (The Sun/Z-10)