Bisnis Batu Bara Semakin Berkilau, Ini Buktinya

7 hours ago 1
Bisnis Batu Bara Semakin Berkilau, Ini Buktinya Ilustrasi: Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas.(Antara)

DI tengah lesunya perdagangan dunia, bisnis batu bara justru bergerak sebaliknya. Tak salah jika PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) semakin optimis menatap masa depan bisnis si emas hitam ini. 

Pada Senin (5/5), SGER yang dipercaya memimpin konsorsium TGS meraih kontrak perdagangan batu bara dengan COALIMEX, sebuah perusahaan trading batu bara yang berada di bawah Ministry of electricity and coal Vietnam

Konsorsium TGS yang dipimpin oleh SGER menandatangani kontrak impor batu bara antrasit yang memiliki kalori tinggi, sesuai paket pengadaan No 01/2024/TNK-CLM.

"Nilai kotraknya senilai 10 juta doar AS, dan akan terus bertambah. Capaian ini merupakan hasil dari proses pengadaan yang disetujui lewat Keputusan No 30T tertanggal 23 Januari 2025, serta dokumen persetujuan hasil evaluasi lelang dari entitas pengadaan" papar Direktur Utama SGER, Welly Thomas, Kamis (8/5). 

Welly mengatakan, kontrak pengadaan batu bara antrasit dengan COALIMEX ini, menjadi bagian penting dari upaya memenuhi kebutuhan energi nasional serta memperkuat kerja sama internasional di sektor energi.

COALIMEX adalah perusahaan yang berpengalaman lebih dari 40 tahun di perdagangan batu bara dunia dengan merek Coalimex. Saat awal dibentuk pada 1 Januari 1982, COALIMEX merupakan perusahaan material (batu bara) di bawah Kementerian Listrik dan Batu bara Vietnam. 

Selanjutnya berkembang menjadi perusahaan ekspor-impor batu bara dan material (Coalimex) di bawah Kementerian Pertambangan dan Batubara Vietnam. Kemudian bergeser di bawah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. 

Sedangkan SGER, merupakan perusahaan terbuka yang berfokus pada perdagangan batu bara dunia asal Indonesia yang sarat pengalaman. Perusahaan ini didirikan Welly Thomas pada 17 Maret 2008, dan kini menjadi emiten yang bisa diperhitungkan di bursa.

Kontrak dagang batu bara dengan Vietnam sudah sering dilakoninya. Misalnya pada 26 Maret 2025, SGER melalui anak usahanya yakni Hineni Seven Resources DMCC menandatangani kontrak penjualan batu bara dengan VIMC Shipping Company, perusahaan Vietnam juga. 

Nilai kontrak penjualan 500 ribu ton batu bara itu mencapai USD35,7 juta, atau setara Rp601 miliar. Sepanjang 2025, SGER membukukan penjualan batu bara senilai Rp14 triliun. Pasar ekspornya terus meluas hingga Tiongkok, Malaysia, India, Filipina dan Bangladesh.

“Pada 2020 setelah kita listing di Bursa Efek  Indonesia, omset kita naik terus sampai tahun lalu, kita mencapai Rp14 triliun,” kata Welly. 

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2024, pendapatan SGER mencapai Rp10,88 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 14,30 persen ketimbang kuartal III-2023 sebesar Rp9,52 triliun.

Kenaikan pendapatan dalam sembilan bulan pada 2024 itu, didorong kenaikan penjualan batu bara dan nikel. Dari penjualan batu bara sebesar Rp10,65 triliun, atau naik 12,84 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sedangkan penjualan nikel SGER juga melesat 211,96 persen menjadi Rp228.52 miliar ketimbang kuartal III-2023 sebesar Rp73,25 miliar. (Cah/P-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |