 Biofarma Indonesia menjadi Co-Host DFVMN AGM 2025 yang digelar di Bali.(MI/Arnoldus Dhae)
                                Biofarma Indonesia menjadi Co-Host DFVMN AGM 2025 yang digelar di Bali.(MI/Arnoldus Dhae)
                            BIOFARMA Indonesia terpilih menjadi Co-Host event dunia Pertemuan 26th Developing Countries Vaccine Manufacture Network AGM 2025 Advancing Innovation & Building Resilient Vaccine Ecosystem For a Safer World yang digelar di Bali selama dua hari yakni pada 29-30 Oktober 2025.
Terpilihnya Biofarma Indonesia menjadi Co-Host DFVMN AGM bukan tanpa alasan. Dirut Biofarma Indonesia Shadiq Akasya menjelaskan, Biofarma telah menjadi leader dan berkontribusi nyata terhadap dunia saat ini. Peran Bio Farma di DCVMN bukan sekadar simbol representasi nasional. Ini adalah bentuk kontribusi nyata Indonesia bagi ketahanan kesehatan global.
"Melalui berbagai inisiatif kolaboratif, Bio Farma telah berkontribusi dalam banyak hal seperti transfer teknologi untuk vaksin DPT-HepB-Hib (Pentavalen) bersama Netherlands Vaccine Institute pada 2004. Kepemimpinan di tingkat global, termasuk saat Bio Farma dipercaya menjadi Chair of the Board DCVMN periode 2023–2025, yang menjadikan Indonesia sebagai jembatan antara anggota jejaring dan arah strategis global. Dan tentunya, pencapaian monumental di tahun 2020, saat vaksin nOPV2 produksi Bio Farma menjadi vaksin pertama di dunia yang mendapat Emergency Use Listing dari WHO. Rekomendasi WHO atas penggunaan nOPV2 tersebut menjadi tonggak penting dalam sejarah kesehatan global, karena membuka jalan bagi penggunaan percepatan vaksin yang belum berlisensi dalam situasi Public Health Emergency of International Concern," ujarnya.
Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan keunggulan teknis dan ilmiah Bio Farma, melainkan juga mencerminkan kemampuan koordinasi lintas pemangku kepentingan, mulai dari penyandang dana, ilmuwan, akademisi, pembuat kebijakan, penggiat vaksin global, hingga produsen vaksin. Sinergi inilah yang memungkinkan percepatan pengembangan, peluncuran, dan distribusi nOPV2 di tengah situasi darurat kesehatan dunia.
Keberhasilan Bio Farma ini kini menjadi inspirasi bagi seluruh anggota DCVMN untuk memperkuat kapasitas riset, pengembangan, dan produksi vaksin berdaya saing global, guna mewujudkan kemandirian vaksin dan ketahanan kesehatan di negara-negara berkembang. Inovasi ini bukan hanya pencapaian teknis, tapi juga simbol kemandirian teknologi dan kepercayaan dunia terhadap kapasitas Indonesia.
PERAN STRATEGIS
Bio Farma merupakan salah satu pendiri DCVMN dalam membangun kolaborasi global antarnegara berkembang. Sejak menjadi salah satu pendiri DCVMN pada 2000, Bio Farma terus memainkan peran strategis dalam memperkuat kolaborasi global antarnegara berkembang di bidang vaksin dan kesehatan. Keikutsertaan ini menandai komitmen Indonesia untuk turut berkontribusi aktif dalam membangun kemandirian vaksin dan memastikan akses kesehatan yang adil bagi seluruh dunia.
Sebagai anggota pendiri, Bio Farma berperan penting dalam menginisiasi terbentuknya jaringan kerja sama antar produsen vaksin dari negara berkembang. Melalui DCVMN, Bio Farma ikut mendorong terbentuknya ekosistem kolaboratif yang memungkinkan pertukaran teknologi, peningkatan kapasitas dan kapabilitas produksi, dan penguatan sistem mutu vaksin di berbagai negara. Jejaring ini menjadi wadah bagi para produsen untuk saling berbagi pengalaman, memperkuat kompetensi teknis, dan mempercepat inovasi dalam pengembangan vaksin yang aman dan berkualitas.
Peran Bio Farma dalam DCVMN tidak hanya mencerminkan kapasitas teknologinya, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai negara yang mampu berkontribusi nyata terhadap ketahanan kesehatan dunia. Melalui semangat kolaborasi, inovasi, dan solidaritas global, Bio Farma terus berkomitmen menjadi mitra strategis dalam mewujudkan visi DCVMN: menyediakan vaksin yang aman, berkualitas, dan terjangkau untuk semua umat manusia, di mana pun mereka berada.
Sejak awal berdirinya Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) pada tahun 2000, Bio Farma telah menjadi salah satu anggota pendiri yang secara aktif berkontribusi dalam memperkuat kolaborasi global di bidang pengembangan dan kemandirian vaksin. Keikutsertaan ini memiliki makna strategis yang sangat penting bagi Bio Farma, bagi Indonesia, dan bagi dunia.
LIFE SCIENCE COMPANY
Bagi Bio Farma, kemitraan dalam DCVMN merupakan tonggak penting dalam perjalanan menuju pengakuan global sebagai life science company yang berstandar internasional. Melalui jejaring ini, Bio Farma mendapatkan akses luas terhadap kerja sama riset, inovasi teknologi, serta penguatan kapasitas serta kapabilitas produksi vaksin yang memenuhi standar WHO. 
Inisiatif ini turut memperkuat posisi Bio Farma sebagai mitra terpercaya dalam program-program kesehatan global, termasuk diantaranya adalah eradikasi polio, pengendalian penyakit tropis, dan pengembangan vaksin baru untuk penyakit yang menjadi prioritas dunia.
“Bio Farma saat ini menjadi co-host DCVMN AGM 2025. Sebagai salah satu pemasok vaksin global, produk kami telah digunakan di lebih dari 150 negara dan sudah mendapatkan pra-kualifikasi dari WHO, artinya kami telah memenuhi persyaratan global untuk mutu, keamanan, dan khasiat atau performa produk ,” katanya.
Shadiq menambahkan, pertemuan ini juga menjadi ajang memperkuat jejaring dan mencari solusi pembiayaan agar negara berkembang tidak terus bergantung pada bantuan luar. “Kami memanfaatkan momentum ini untuk membangun inovasi dan kolaborasi pendanaan, mendorong kemandirian vaksin di masing-masing negara,” jelasnya.
Selain memperkuat jejaring global, Bio Farma juga memamerkan keberhasilannya dalam berbagai program imunisasi global, termasuk vaksin polio yang digunakan UNICEF untuk program imunisasi dunia, serta kemampuan transfer technology dua arah dengan berbagai negara mitra. “Kami terus berupaya menciptakan produk yang lebih affordable dan berkualitas tinggi agar dapat dijangkau untuk kepentingan program pemerintah maupun komersial,” imbuh Shadiq.
PENINGKATAN KOLABORASI RISET
Board Chair DCVMN 2023–2025, Adriansjah Azhari, menyebut AGM kali ini berfokus pada peningkatan kolaborasi riset dan kapasitas produksi antarnegara berkembang. “Tujuannya adalah mencari solusi bersama untuk memperkuat kapasitas vaksin dan hasil penelitian. Negara berkembang memiliki potensi besar dalam kontribusi terhadap pasokan vaksin global, terutama di masa pandemi,” ujarnya.
Sementara itu, Rajinder Suri, CEO DCVMN, menekankan pentingnya jejaring ini dalam menghadapi tantangan masa depan. "Kami akan terus meningkatkan kemampuan dan bersiap mendukung organisasi seperti CEPI dan WHO untuk menghadapi tantangan kesehatan global yang akan datang,” ungkapnya.
Pertemuan tahunan DCVMN menjadi forum strategis untuk memperkuat posisi produsen vaksin negara berkembang di tingkat global, sekaligus mendorong lahirnya kolaborasi South-to-South yang lebih kuat. Indonesia melalui Bio Farma diharapkan terus memainkan peran utama sebagai penggerak kemandirian vaksin dunia, sejalan dengan visi membangun ekosistem kesehatan global yang lebih tangguh, inklusif, dan berkeadilan. (E-2)

 6 hours ago
                                2
                        6 hours ago
                                2
                    
















































