BGN Menutup Sementara Dapur SPPG Bermasalah

1 month ago 10
BGN Menutup Sementara Dapur SPPG Bermasalah Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN, Nyoto Suwignyo memberikan keterangan terkait kebijakan BGN menanggapi kejadian keracunan.(MI/NAVIANDRI)

MENYIKAPI maraknya kasus keracunan siswa dalam program santapan makan bergizi gratris (MBG), Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil sikap menutup sementara dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bermasalah.

“Setelah kami melakukan evaluasi untuk sementara SPPG bermasalah ditutup. Ini penting dilakukan karena dari awal kita menginisiasi adanya SPPG adalah melayani rakyat dengan sebaik-baiknnya," ungkap Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN, Nyoto Suwignyo dalam Focus Group Discussion Food Safety dan Tata Kelola Dapur MBG di Bandung Jumat (3/10).

Salah satunya, tambah dia, dengan menyiapkan infrastruktur untuk memberikan pelayanan yang baik, sumber daya manusia yang baik dan sajian yang sehat dan aman. Jika ini tidak disiapkan dengan baik tentu saja tidak layak SPPG untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Menurutnya, selain penutupan sementara dapur SPPG bermasalah, kebijakan kedua yakni BGN akan mensterilisasi alat makan. Awalnya disepakati alat makan menggunakan bahan stenlis, tetapi beberapa kejadian masih ada sebagian menggunakan alat makan plastik.

"Dulu juga disepakati pengunaan tempat makan setiap dua bulan diganti, tetapi sampai sekarang banyak yang belum diganti. Yang paling bagus untuk alat makan adalah stanlis, yaitu jenis stanlis yang benar-benar bisa memenuhi standar kesehatan. Kita wajibkan seluruh SPPG mensterilkan alat makan secara rutin, agar terbebas dari bakteri,” tuturnya.

Kebijakan selanjutnya, kata Nyoto, BGN sepakat dengan keinginan masyarakat bahwa infrastruktur MBG ini harus layak terhadap sanitasi. Makanya BGN sudah memerintahkan kepada seluruh pemilik SPPG atau para mitra dan juga kepala daerah untuk memastikan memberikan kesempatan kepada kepada para penyedia untuk dapat menyelesaikan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi  (SLHS).

Jika sudah mendapatkan SLHS tersebut diharapkan pada Oktober ini, seluruh dapur yang nantinya berjalan harus sudah dalam proses menyelesaikan SLHS.

“Selanjutnya nanti juga ada sertifikasi kemananan pangan. Kami juga sangat konsen terhadap kemananan pangan. Bagi kami tidak ada pangan, jika tidak ada keamanan pangan," tegasnya.

Sementara itu Ketua Pelaksana Focus Group Discussion, Yogi Indrayana menyatakan kegiatan ini adalah wujud nyata dari peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan demi mendukung suksesnya program MBG bagi Generasi Emas Indonesia 2045.

“Kami merasa sangat prihatin dan sedih atas kejadian yang menimpa beberapa siswa yang mengalami keracunan makanan. Oleh karena itu melalui program ini setidaknya kami telah mengambil langkah kecil sebagai bukti kepedulian kami untuk menciptakan SDM relawan dengan kompetensi dapat memberikan makanan sehat berkualitas," tandasnya

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |