
WAKIL Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik S. Deyang mengatakan terjadi anomali laporan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia sedang menginvestigasi laporan kasus keracunan yang diduga karena konsumsi MBG banyak terjadi mulai dari 14 September 2025 yang dilaporkan secara terus menerus tanpa ada jeda.
"Tapi ini memang agak ada anomali, ya sepertinya. Jadi BGN ini kan sudah berjalan sembilan bulan. Tetapi yang 'bem-bem-bem' (laporan keracunan terus menerus) kasusnya di bulan September ini juga yang lagi kami cari, ada apa sebetulnya. Kenapa baru di atas 14 September baru banyak kejadian," kata Nanik saat dihubungi, Rabu (24/9).
Sebelumnya ia menyebut laporan kasus keracunan yang diduga dari MBG bisa beberapa bulan sekali.
"Kenapa di bulan September ini begitu terjadi. Memang kan rata-rata terjadi pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru, tapi nggak semua baru juga. Tapi rata-rata terjadi pada yang baru buka dapur," ungkapnya.
Pelatihan SPPG
BGN juga kembali melakukan program pelatihan penjamah makanan kepada petugas yang berada di dapur. Hal itu dilakukan sebagai langkah strategis agar tidak ada lagi kasus keracunan MBG.
"Kami sekarang ini, misalnya minggu ini, langsung kita lakukan program pelatihan penjamah makanan. Jadi, yang semua di dapur itu kita latih. Dilatih lagi, diingatkan lagi SOP, dan sebagainya, dan sebagainya," tutur Nanik.
Pelatihan tersebut mulai dari mencuci sayuran, memasak, suhu yang tepat, dan lain-lain dengan pengawasan yang ketat.
Ia juga meminta maaf dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) seluruhnya atas nama BGN kepada rakyat Indonesia, terutama kepada anak-anak penerima MBG dan juga pada para orangtua.
"Sampai saat ini ternyata kami belum maksimal bisa memberikan yang terbaik, tetapi kami berjanji kami akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan karena kami sudah melakukan banyak langkah-langkah. Insyaallah akan terus membaik dan suatu saat tidak lagi terjadi kejadian seperti ini," pungkasnya. (Iam/M-3)