Berusia 92 Tahun, Presiden Kamerun Paul Biya Muncul di Kampanye Pemilu

3 weeks ago 7
Berusia 92 Tahun, Presiden Kamerun Paul Biya Muncul di Kampanye Pemilu Kamerun(ANTARANEWS)

PRESIDEN Kamerun Paul Biya kembali tampil di hadapan publik untuk pertama kalinya dalam kampanye pemilu sejak mengumumkan pencalonannya untuk masa jabatan kedelapan.

Biya, yang kini berusia 92 tahun dan memimpin negara itu sejak 1982, merupakan presiden tertua di dunia yang masih menjabat.

Penampilan Publik Perdana Paul Biya

Dengan pemungutan suara hanya lima hari lagi, Biya hadir dalam rapat umum besar yang digelar di sebuah stadion di Maroua, wilayah Utara Jauh, pada Senin (6/10). Menurut laporan AFP, ini adalah penampilan publik pertamanya sejak Mei tahun ini.

"Tekad saya untuk melayani Anda tetap teguh," kata Biya kepada ratusan pendukungnya dari Gerakan Demokratik Rakyat Kamerun (RDPC) yang berkuasa.

"Saya sekali lagi meminta dukungan Anda yang berharga," tambahnya.

Janji untuk Pemuda dan Pembangunan

Pidato Biya berdurasi 25 menit dengan fokus pada pemberdayaan pemuda, perempuan, dan pembangunan infrastruktur.

"Tujuan saya adalah agar setiap anak muda, di mana pun mereka berada, dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan atau memulai usaha. Tidak ada anak muda, baik yang lulus sekolah maupun yang tidak, yang akan tertinggal," terangnya.

Antusiasme Massa dan Tantangan Keamanan

Penyelenggara kampanye memperkirakan sekitar 25.000 orang menghadiri acara tersebut. Namun, koresponden AFP di lokasi melaporkan jumlah peserta hanya beberapa ratus orang.

Maroua, yang berbatasan dengan Nigeria dan Chad, merupakan wilayah penting secara elektoral dengan lebih dari 1,22 juta pemilih terdaftar. Namun, wilayah ini juga sering menjadi sasaran serangan Boko Haram, yang menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan selama pemilu.

Reaksi Oposisi dan Harapan Rakyat

Sementara itu, Maurice Kamto, tokoh oposisi utama Kamerun yang pencalonannya ditolak pada Agustus lalu, menyerukan agar rakyat tetap memilih dengan bebas, meski upaya untuk membentuk koalisi oposisi bersatu gagal.

Pemilu kali ini dianggap sebagai ujian besar bagi Biya, yang menghadapi tekanan atas lamanya kekuasaan serta tantangan ekonomi dan keamanan di berbagai wilayah Kamerun. (Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |