Berobat Tenang dengan JKN, Pengidap Hipertensi Ini Rasakan Kemudahan Akses Layanan Kesehatan

2 hours ago 2
Berobat Tenang dengan JKN, Pengidap Hipertensi Ini Rasakan Kemudahan Akses Layanan Kesehatan Ilustrasi(Dok BPJS Kesehatan)

HIDUP dengan tekanan darah tinggi membuat Nurmian harus lebih waspada dalam menjaga kesehatannya. Pasalnya, penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) kerap menjadi momok bagi sebagian masyarakat Indonesia akibat komplikasi yang dapat ditimbulkan apabila tidak dikelola dengan baik.

Bagi Nurmian, satu hal yang membuatnya merasa tenang adalah kepesertaan aktifnya dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Berkat JKN, Nurmian bisa menjalani pengobatan hipertensi tanpa beban biaya, dengan pelayanan yang menurutnya cepat, ramah, dan mudah diakses.

Nurmian telah terdaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri sejak tahun 2019. Keputusan untuk mendaftarkan diri sebagai peserta mandiri ia ambil sendiri setelah beberapa kali mengalami keluhan kesehatan yang mengganggu aktivitasnya. Sejak saat itu, ia rutin memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk kontrol, mendapatkan obat tekanan darah, dan berkonsultasi dengan dokter.

“Dulu saya sering pusing, leher terasa kaku, dan jantung kadang berdebar-debar. Tapi saya abaikan karena saya pikir cuma kecapekan atau kurang tidur. Baru tahun 2021 saya periksa ke puskesmas, dan ternyata tekanan darah saya tinggi,” ungkap Nurmian.

Setelah menjalani pemeriksaan di Puskesmas, Nurmian didiagnosis menderita hipertensi. Sejak itu, ia disarankan untuk kontrol rutin setiap bulan, menjalani pola hidup sehat, dan minum obat antihipertensi secara teratur. Ia mengaku sangat bersyukur telah menjadi peserta JKN, karena seluruh proses pengobatan ditanggung penuh tanpa biaya tambahan.

“Kalau tidak ada JKN, saya mungkin sudah menyerah. Obat darah tinggi kan harus diminum terus. Kalau beli sendiri, biayanya lumayan tiap bulan. Tapi ini semua ditanggung, dari konsultasi sampai obatnya. Saya tinggal datang sesuai jadwal dan bawa kartu,” tutur Nurmian.

Baginya, pelayanan di FKTP saat ini sudah cukup memuaskan. Setiap kali datang untuk kontrol, ia merasakan sambutan yang hangat dari petugas medis. Dokter juga selalu memberikan penjelasan tentang kondisi kesehatannya dan perubahan tekanan darah dari bulan ke bulan. Ia merasa dilayani secara manusiawi, bukan hanya sebagai nomor antrean.

“Saya datang jam delapan pagi, petugas langsung bantu daftarkan. Kalau dokter belum datang, biasanya saya menunggu di ruang tunggu yang bersih dan nyaman. Begitu giliran saya, saya diperiksa tekanan darah, ditanya keluhan, dan diberi obat. Semua jelas dan cepat. Saya tidak pernah merasa dipersulit,” ujarnya.

Tak hanya soal pelayanan medis, Nurmian juga merasa terbantu dengan edukasi kesehatan yang diberikan langsung oleh tenaga kesehatan di FKTP. Ia menjadi lebih sadar pentingnya menjaga pola makan, mengurangi garam, serta menjauhi stres.

“Dulu saya suka makanan asin dan sering makan mi instan saat malam. Tapi setelah dijelaskan oleh dokter, saya mulai ubah pola makan. Sekarang saya lebih sering makan buah, minum air putih, dan jalan kaki pagi-pagi. Tekanan darah saya mulai turun, walau belum normal sepenuhnya,” katanya.

Nurmian menyampaikan bahwa kekhawatiran terhadap layanan JKN yang dianggap tidak optimal adalah tidak berdasar. Berdasarkan pengalamannya, ia justru merasa sangat terbantu tanpa harus memikirkan biaya kesehatan.

“Banyak orang takut daftar JKN karena khawatir ribet atau pelayanannya jelek. Tapi saya sudah buktikan sendiri, semua bagus. Saya juga pernah dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan laboratorium, dan prosesnya cepat. Surat rujukan dari puskesmas langsung diterima, dan saya dilayani tanpa keluar biaya,” kenangnya.

Kini, Nurmian rutin memantau tekanan darahnya dan tidak pernah absen kontrol tiap bulan. Ia mencatat perkembangan kesehatannya dalam buku kecil yang selalu ia bawa saat berobat. Ia juga aktif menggunakan Aplikasi Mobile JKN dengan bantuan anaknya untuk cek status iuran dan mengambil antrean secara online.

“Sekarang semua bisa dicek lewat handphone, anak saya bantu daftar antrean online, jadi saya tinggal datang sesuai jam antrean. Enggak capek nunggu lama. Ini benar-benar memudahkan, apalagi untuk orang tua seperti saya,” jelasnya.

“Semoga semua orang bisa ikut program ini. Jangan tunda. Saya sudah merasakannya dan saya sangat bersyukur. Ini bukan hanya soal pengobatan, tapi soal harapan. Dengan JKN, kita bisa tetap sehat, tetap kuat, dan tetap hidup dengan tenang,” tutup Nurmian. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |