Ilustrasi.(MI/SUSANTO)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memasang target rata-rata nilai transaksi harian atau RNTH mencapai Rp14,5 triliun pada tahun 2026. Angka ini lebih tinggi dibanding target RNTH yang telah ditetapkan dalam revisi RKAT 2025 yaitu Rp13,25 triliun.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan bahwa proyeksi RNTH tahun 2026 dibuat dengan pendekatan konservatif. Hal ini mengingat realisasi RNTH per 24 Oktober 2025 sudah mencapai Rp16,46 triliun.
“Dari hasil forecast modeling, kita melihat bahwa peningkatan signifikan transaksi harian (tahun 2025) baru terjadi tiga bulan terakhir. Jadi, kita masih melihat perlu sustainability atas rata-rata transaksi yang tiga bulan terakhir,” tutur Iman dalam Konferensi Pers RUPSLB BEI Tahun 2025 di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, target tahun depan juga mempertimbangkan arah inflasi dan suku bunga global yang cenderung menurun, serta berbagai kebijakan ekonomi dari pemerintahan baru.
“Yang kita lihat bahwa BI (Bank Indonesia) mempertahankan suku bunga dan The Fed target di meeting terakhir akan menurunkan suku bunga,” kata Iman.
Untuk rencana pencatatan saham perdana atau IPO, BEI berharap ada 50 perusahaan yang bisa melantai di Bursa pada tahun 2026. Sebagai perbandingan, target IPO di tahun 2025 telah direvisi menjadi 45 perusahaan dari sebelumnya 66 perusahaan.
“Target tahun ini kita 45 (IPO), tahun depan kita targetnya 50 IPO saham,” ujar Iman.
BEI juga menargetkan pertumbuhan jumlah investor baru sebanyak 2 juta pada 2026, angka yang sama seperti target tahun sebelumnya. Hingga 24 Oktober 2024 tercatat telah ada lebih dari 4,2 juta investor baru atau naik 28 persen year to date dibanding akhir 2024, sehingga total investor di pasar modal Indonesia kini mencapai 19,1 juta. (Ant/I-3)


















































