
NASA mengumumkan penemuan signifikan dari wahana penjelajah Perseverance di kawah Jezero, Mars. Tim ilmuwan mendeteksi batuan dengan pola kimia yang sangat unik, indikasi paling kuat sejauh ini tentang kemungkinan adanya kehidupan purba. Namun, kepastian hanya dapat diperoleh setelah sampel dibawa pulang ke Bumi untuk dianalisis.
Batuan Berbintik di Jezero
Pada 2024, Perseverance menemukan batu berbentuk panah di tepi Neretva Vallis, bekas aliran sungai kuno yang bermuara ke Jezero. Batuan tersebut kaya senyawa organik, jejak air purba, serta pola bintik kimia menyerupai kulit macan tutul. Pola ini diyakini dapat menjadi sumber energi bagi mikroba di masa lampau.
Hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan di Nature (10 September 2025) memperlihatkan mineral serupa juga ditemukan di dua lokasi lain, Sapphire Canyon dan Masonic Temple. Mineral seperti vivianite dan greigite biasanya terbentuk dari lumpur bercampur bahan organik, memperkuat dugaan adanya proses biologis purba di Mars.
Teknologi Perseverance
Instrumen SHERLOC (Scanning Habitable Environments with Raman and Luminescence for Organics and Chemicals) berhasil memindai batuan secara detail. Ditemukan molekul karbon dan pita hematit, data yang berbeda dari koleksi sampel sebelumnya sejak 2021.
Di Bumi, pola kimia serupa terbentuk di lumpur yang dipengaruhi aktivitas mikroba. “Bukti ini menunjukkan adanya siklus kimia yang dapat dimanfaatkan organisme untuk menghasilkan energi. Sangat mudah dijelaskan dengan keberadaan kehidupan awal Mars, namun sulit dijelaskan hanya lewat proses geologi,” ujar Michael Tice, ahli geobiologi dari Texas A&M University.
Mengapa Sampel Harus Pulang ke Bumi?
NASA menegaskan analisis laboratorium di Bumi adalah kunci. Perseverance telah menyimpan puluhan sampel untuk misi pengembalian. Mars Sample Return ditargetkan 2033, meski menghadapi kendala biaya. Prosesnya rumit: sampel harus diluncurkan kembali ke orbit Mars sebelum dikirim ke Bumi.
NASA bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa, namun proyek terancam mundur akibat anggaran membengkak. Sementara itu, Tiongkok merencanakan misi serupa pada 2028, memberi tekanan tambahan agar NASA tidak tertinggal.
Meski begitu, Sean Duffy, pejabat Administrator NASA, tetap optimis:
“Ini bisa jadi tanda kehidupan paling jelas yang pernah kita temukan di Mars, sangat menarik dan menjanjikan.” (Live Science/Z-10)