Batik Banyumas Penggerak Ekonomi Lokal

1 month ago 24
Batik Banyumas Penggerak Ekonomi Lokal Ilustrasi(Dok Pemkab Banyumas)

BATIK khas Banyumas, Jawa Tengah tak sekadar warisan budaya, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi lokal. 

Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan batik Banyumas memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan daerah lain, dengan motif-motif seperti lumbon, babon angrem, pring sedapur, jahe srimpang, dan kantil. Menurutnya, motif tersebut bukan sekadar hiasan, melainkan mengandung filosofi mendalam yang merepresentasikan jati diri masyarakat Banyumas.

“Ini menjadi tugas dan kewajiban kita bersama untuk merawat, melestarikan, sekaligus mempopulerkan batik Banyumas agar tetap eksis di tengah derasnya arus globalisasi,” ujarnya saat upacara peringatan Hari Batik Nasional 2025 yang digelar di Halaman Pendopo Si Panji Purwokerto, Kamis (2/10).

Upacara tersebut dihadiri Wakil Bupati Dwi Asih Lintarti, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, jajaran ASN, hingga pelaku industri batik. Para ASN tampak mengenakan Batik Kahuripan, salah satu motif khas Banyumasan yang telah menjadi seragam wajib setiap Kamis.

Sadewo juga memberikan apresiasi kepada perajin, pelaku industri kecil menengah (IKM), desainer, serta masyarakat yang konsisten menjaga kelestarian batik. Menurutnya, batik tidak hanya berperan sebagai warisan budaya, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Sebagai bentuk dukungan, Pemkab Banyumas telah melaksanakan sejumlah program dan kegiatan untuk mendukung pengembangan batik. Beberapa di antaranya Banyumas in Fashion 2022 dan Lomba Desain Motif Batik Banyumas 2023 yang melahirkan motif kahuripan.

“Program-program ini menjadi ajang promosi sekaligus wadah menggali potensi desain baru yang dapat meningkatkan daya saing IKM batik Banyumas,” jelas Sadewo.

Pada peringatan Hari Batik Nasional tahun ini, Pemkab juga meluncurkan seragam batik baru dengan motif parang lumbon. Motif tersebut dipilih langsung oleh Bupati karena dinilai mampu merepresentasikan karakter masyarakat Banyumas yang ramah namun tegas.

Ia menegaskan, kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, desainer, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga kelestarian batik Banyumas sekaligus memperkuat ekonomi lokal.

“Mari kita kobarkan semangat melestarikan batik, memperkuat ekonomi lokal, dan menjadikan Batik Banyumas sebagai identitas yang membanggakan kita semua,” tegasnya.

Pemkab Banyumas terus berkomitmen untuk mempromosikan batik khas Banyumas melalui berbagai event berskala besar. Langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat daya saing industri batik lokal, tetapi juga membawa batik Banyumas dikenal lebih luas hingga kancah internasional.

Sementara Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyumas, Gatot Eko Purwadi, menjelaskan motif parang lumbon nantinya juga akan dikenakan ASN setelah ditetapkan melalui Peraturan Bupati.

“Batik ini dipilih dari banyak usulan desain, dan dinilai sesuai dengan karakter ASN Banyumas. Peluncuran motif baru diharapkan bisa menggairahkan kembali usaha batik lokal,” katanya.

Gatot menambahkan, salah satu tantangan terbesar batik Banyumas adalah soal pemasaran. Pasarnya masih belum sebesar Pekalongan atau Solo. Namun, menurutnya, peluang tetap terbuka dengan inovasi motif serta warna yang lebih cerah untuk menarik segmen baru. (H-2)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |