Ilustrasi(MI/USMAN ISKANDAR)
BANJIR yang sempat merendam kawasan Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, sejak Kamis (30/10/) malam akhirnya surut pada Jumat (31/10/) pagi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan seluruh jajaran terkait telah bergerak cepat menangani genangan dan menyiagakan personel di lapangan.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan, Santo dalam keterangannya mengatakan, penanganan genangan di Kemang dimulai sejak Kamis malam dengan mengoperasikan sejumlah pompa.
“Kegiatan penanganan genangan dimulai sekitar pukul 21.30 WIB dengan mengoperasikan Pompa Kemang Timur 1 dan Pompa Kemang Raya. Sekitar pukul 22.30 WIB, kami juga menurunkan pompa mobile untuk mempercepat penyedotan air,” ujarnya seperti dilansir pada Jumat (31/10).
Berkat langkah cepat tersebut, air mulai surut sekitar pukul 01.30 WIB dini hari, dan sejak pagi kendaraan sudah dapat melintas tanpa hambatan berarti di sepanjang Jalan Kemang Raya, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan.
Sementara itu, di sekitar Jalan Taman Kemang, genangan air sudah hilang sekitar pukul 04.00 WIB, meski masih ada sisa lumpur di beberapa titik jalan yang lebih rendah.
Sementara itu, petugas PLN sejak pagi hari masih dalam pengecekan dan pembersihan gardu listrik yang sempat terendam untuk memastikan pasokan listrik kembali normal dan aman
Sebelumnya, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menegaskan bahwa Pemprov Jakarta telah menyiapkan berbagai langkah antisipatif menghadapi musim hujan tahun ini.
“Kami sudah melakukan pengerukan di sejumlah badan air seperti waduk, situ, embung, sungai, dan saluran penghubung untuk menambah kapasitas tampung air,” jelas Ika.
Selain itu, Dinas SDA juga menyiagakan 560 unit pompa stasioner di 191 lokasi dan 627 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah kota.
“Sebanyak 3.908 personel pasukan biru kami siagakan di lapangan untuk memantau dan menangani genangan secara cepat,” ujar Ika menambahkan.
Lebih jauh, Pemprov Jakarta kini menerapkan pendekatan berbasis alam atau Nature-Based Solutions (NBS) dalam pembangunan waduk dan embung baru. Pendekatan ini tak hanya menahan air hujan, tetapi juga memperkuat fungsi ekologis wilayah resapan.
Sementara itu, BPBD DKI Jakarta memperkuat sistem peringatan dini (early warning system) agar masyarakat bisa memantau kondisi cuaca dan potensi banjir secara real time.
“Masyarakat dapat mengakses informasi tinggi muka air dan potensi genangan melalui situs bpbd.jakarta.go.id, akun @BPBDJakarta, dan aplikasi JAKI,” tulis keterangan resmi BPBD. (H-2)


















































