
ANGGOTA Komisi II DPR RI dari Fraksi PKB, Indrajaya menyoroti banjir bandang di Bali yang menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melumpuhkan pusat-pusat perekonomian.
Dia menilai banjir di Bali ini patut menjadi perhatian pemerintah mengingat Bali merupakan salah satu destinasi wisata internasional utama.
“Di 2024, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mencapai 6,33 juta orang. Jadi, sangat normal jika dunia internasional ikut mencermati dinamika yang terjadi di Bali, termasuk datangnya banjir bandang kali ini,” kata Indrajaya melalui keterangannya, Kamis (11/9).
Indrajaya menegaskan dalam fase awal, pemerintah bersama Pemprov Bali harus fokus pada pencarian dan penyelamatan korban, memastikan kelayakan tempat pengungsian, serta menjamin ketersediaan bahan pokok bagi para pengungsi.
Namun, ia mengingatkan perlunya langkah jangka menengah dan panjang untuk menelusuri pemicu banjir bandang yang disebut sebagai kejadian pertama dan terparah di Bali.
“Informasi awal menunjukkan banjir bandang dipicu makin sempitnya ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai serapan air. Banyak bangunan penunjang pariwisata hingga pemukiman berdiri di wilayah terlarang seperti sepadan sungai dan kawasan persawahan. Hal ini jelas harus mendapat perhatian serius,” ujarnya.
Menurutnya, konsistensi pemerintah daerah dalam menerapkan rencana tata ruang wilayah (RT/RW) menjadi kunci untuk mencegah bencana serupa.
Ia menilai peran Kementerian Dalam Negeri sangat penting untuk mengingatkan Pemprov Bali serta pemerintah kabupaten/kota agar tidak melonggarkan aturan tata ruang demi kepentingan jangka pendek.
“Bali adalah etalase Indonesia di mata dunia. Apa pun yang terjadi di Bali akan menjadi barometer pandangan internasional terhadap Indonesia. Karena itu, penegakan konsistensi RT/RW di Bali mutlak dilakukan,” tandasnya. (Faj/P-2)