Badan Bahasa Dorong Literasi Ketahanan Pangan sejak Dini

2 days ago 8
Badan Bahasa Dorong Literasi Ketahanan Pangan sejak Dini Kunjungan Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin ke BPPMPV KPTK Kabupaten Gowa.(Dok. MI)

PEMBANGUNAN nasional sejak awal kemerdekaan Indonesia telah diarahkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Visi besar ini hanya dapat diwujudkan melalui manusia yang cerdas, mandiri, dan memiliki bekal literasi yang kuat.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikdasmen, Hafidz Muksin menegaskan bahwa kecerdasan bangsa tidak bisa dilepaskan dari kemampuan literasi.

"Untuk membentuk manusia yang cerdas, tentu harus dibekali dengan kemampuan literasi. Literasi inilah yang akan membawa seseorang memahami makna yang dia baca dan tahu apa yang ingin dilakukan di dunia nyata," kata Hafidz kepada Media Indonesia di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (12/9).

Menurut Hafidz, literasi menjadi fondasi penting yang selanjutnya berkaitan dengan upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat. Salah satu ukuran kesejahteraan adalah tingkat ketahanan pangan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia selain sandang dan papan.

"Untuk mewujudkan ketahanan pangan yang menjadi misi Presiden, kita fokus bagaimana anak-anak Indonesia juga mengenal dan mencintai literasi pangan,” jelasnya.

Ia menambahkan, bidang pangan, khususnya perikanan, memiliki prospek besar di masa depan. Apalagi dengan program makan bergizi gratis (MBG) dari Presiden, ikan diproyeksikan menjadi kebutuhan luar biasa bagi generasi mendatang.

Lebih lanjut, Hafidz mengatakan, sebelum meminta generasi muda untuk berkontribusi di bidang pangan, menurutnya minat dan rasa ingin tahu mereka harus dibangun terlebih dahulu.

Ia menekankan bahwa anak-anak diharapkan tumbuh dengan kreativitas, daya kritis, dan kemampuan berpikir yang kuat. Pemanfaatan teknologi digital juga dapat menjadi salah satu penguat untuk menarik minat anak-anak di era sekarang.

"Sebelum kita minta mereka melakukan upaya di bidang pangan, mereka harus dibangun dulu ketuk hatinya. Anak-anak sukanya apa, kita ajak dulu. Setelah suka, mereka pasti akan mencari tahu lebih jauh,” tuturnya.

Untuk mendukung upaya tersebut, Badan Bahasa berencana menginisiasi penyusunan buku-buku menarik terkait literasi pangan, pertanian, dan perikanan. Hal ini sekaligus menjawab rendahnya minat generasi muda terhadap bidang peternakan maupun pertanian.

"Banyak anak tidak tahu sebenarnya potensi perkembangan masa depan karier di bidang pertanian atau peternakan. Orangtua juga kurang memberikan pengarahan, sementara informasi, media, dan bacaan yang mendukung juga terbatas. Ini yang saya kira harus dilakukan," ujarnya.

Saat ini, Badan Bahasa tengah melakukan identifikasi bahan bacaan bermutu untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan daerah. Ia mencontohkan potensi di Makassar, seperti Danau Mawang, yang baru saja ditebari 20 ribu benih ikan.

"Mungkin ada cerita-cerita menarik dari danau itu. Kita kemas dalam buku cerita yang menarik anak tentang potensi ikan, biar anak-anak ini tertarik membacanya," ucapnya.

Hafidz mengatakan, literasi ketahanan pangan ini nantinya akan diperkenalkan sejak usia dini, mulai dari PAUD hingga dewasa. Melalui pendekatan ini, menurutnya, anak-anak akan lebih mudah tertarik pada sumber bacaan, cerita, maupun kegiatan wisata literasi yang terkait pangan.

Hafidz juga menyampaikan tujuan utama dari program literasi ketahanan pangan ini adalah menumbuhkan minat generasi muda pada sektor pangan sejak dari hulu, bukan hanya pada produk akhirnya.

"Outputnya adalah bagaimana anak-anak muda Indonesia mulai tertarik dengan sektor pangan. Bukan hanya di produk akhirnya saja, tapi juga hulunya. Seperti pembibitan ikan. Kalau tidak ada yang memikirkan itu, sebagai negara maritim kita bisa kekurangan ikan," tegasnya.

Dengan literasi yang kuat, generasi muda diharapkan tumbuh cerdas, kreatif, dan berdaya kritis, sekaligus memiliki kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan sebagai fondasi kemandirian bangsa.  (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |