Ayam Goreng Widuran, Dulu Banyak yang Tanya, Kini Terbuka Dengan Label Non Halal

5 hours ago 1
Ayam Goreng Widuran, Dulu Banyak yang Tanya, Kini Terbuka Dengan Label Non Halal Spanduk Ayam Goreng Widuran yang kini mencantumkan label non halal.(MI/Widjajadi)

VIRAL di media sosial (medsos) tentang kremes pelengkap Ayam Goreng Widuran yang dimasak menggunakann minyak babi, tidak begitu signifikan mempengaruhi omset penjualan ayam goreng yang berdiri sejak 1973 itu

Pantauan Media Indonesia pada Minggu siang  ( 25/5/2025), puluhan pembeli silih berganti memenuhi lima meja panjang yang berisi 20 kursi. Warung itu sejak sepekan terakhir ada penambahan label non-halal.

Para pengunjung tampak menikmati dengan santai sajian kuliner ayam goreng non halal yang mereka pesan. Tidak ada yang mempertanyakan, atau memperbincangkan kuliner ayam goreng yang diperbincangkan ramai di medsos sepekan terakhir ini

Sigit, pria paruh baya yang mengaku sebagai pewaris warung Ayam Goreng Widuran dari sang ibu sejak 2016,  mengaku, jauh hari sebelum menjadi polemik di medsos, kadang memang ada pengunjung sebelum pesan, menanyakan apakah menu ayam goreng yang dijual itu non halal mengandung minyak babi.

"Ya terus terang ada. Kebanyakan  pengunjung berhijab, sebelum memesan tanya, apakah ayam goreng warung kami itu halal. Ya saya  jawab apa adanya, bahwa itu menu non halal. Lalu biasanya batal pesan," imbuh dia didampingi Mey Mey, sang kakak.

Karena sering mendapatkan pertanyaan dari calon pembeli, Sigit bersama kakak dan adik adiknya selaku pewaris keluarga Ayam Goreng Widuran, bersepakat untuk open formal, menambahkan label non halal pada warungnya.

Dia tegaskan, penambahan label non halal itu, berselang sehari pasca munculnya cuitan pembeli, yang mempersoalkan adanya bahan non-halal yang dipergunakan sebagai penggoreng kremes, menu pelengkap ayam goreng Widuran.

Sigit menambahkan, sejak munculnya polemik di medsos, dia bersama keluarga yang mengelola Ayam Goreng Widuran sempat down. Begitu halnya enam karyawannya juga merasa takut.

"Kami sudah berusaha transparan, dengan secara formal menambah label non halal, agar tidak menjebak konsumen. Namun pada saat sama, kami bertanya bagaimana kelanjutan warung warisan ini kedepan, andai polemik di medsos masih ada. Mudah mudahan saja segera berakhir," kata dia.

Sementara itu sejumlah pembeli yang datang untuk makan di warung ayam goreng legenda tersebut, mengaku tidak mempersoalkan apakah ayam yang dipesan.

"Saya pelanggan lama. Dulu memang tidak ada tulisan label non halal. Tapi kami senang rasa khas ayam di sini. Dan tidak masalah," ujar Andi, warga Sorogenen yang datang bersama isteri dan anak.

Hal sama juga diungkap pembeli lain, Trihono, yang mengaku tidak mempersoalkan menunyang dijual. " Ya di kawasan Widuran ini kan  banyak makanan non halal. Suka suka saja. Artinya, pembeli bebas memilih. Kalau saya sih suka, karena rasanya enak dan ngangeni," tukas dia.

Pada bagian lain, Walikota Respati Ardi yang dimintai komentar terkait polemik terkait menu non halal yang dijajakan warung Ayam Goreng Widuran, mengatakan, akan menegaskan sikap Pemkot, besok (Senin, 26/5). "Besok kami akan turun untuk menegaskan sikap Pemkot. Maturnuwun perhatiannya," jawab Respati atas pertanyaan Media Indonesia. (E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |