ATL Bersama 6 NGO Koordinasi Program Bersama untuk Sidang UNESCO

1 month ago 26
ATL Bersama 6 NGO Koordinasi Program Bersama untuk Sidang UNESCO ATL dan enam NGO berkoordinasi untuk Sidang UNESCO(MI/Nike Amelia Sari)

ASOSIASI Tradisi Lisan (ATL) mengadakan pertemuan dengan enam organisasi non-pemerintah atau Non-Governmental Organization (NGO). Rapat yang digelar di ruang PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Jumat (3/10), ini memberikan ruang untuk mereka berkoordinasi terkait program bersama yang akan dibawa ke sidang UNESCO

Sidang ke-20 Intergovernmental Committee terkait perlindungan Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage) UNESCO akan diselenggarakan pada 8-13 Desember 2025 di New Delhi, India. Ketua Umum ATL, Pudentia MPSS, mengungkapkan agenda utama pertemuan tersebut yakni berkoordinasi dalam membuat dan menyiapkan program bersama untuk sidang UNESCO. NGO yang ikut serta dalam pertemuan yang digelar secara hybrid (daring dan luring) ini di antaranya ATL, Yayasan Batik Indonesia (YBI), Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI), Toraja Melo, Senawangi, dan lainnya. Tujuh NGO yang telah terakreditasi tersebut berperan untuk mengimplementasi Konvensi UNESCO 2003 tentang pelestarian kebudayaan khususnya warisan budaya takbenda.

"Itu perannya. Pun memberikan masukan pada pemerintah mengenai bagaimana melestarikan warisan budaya itu. Jadi kita juga berkewajiban memberikan masukan," ungkap Pudentia saat ditemui usai pertemuan para NGO tersebut. 

"Misalnya wayang. Kalau nggak ada Senawangi, ya nggak ada juga yang melihara wayangnya secara khusus," imbuhnya sembari menambahkan pemerintah juga berkewajiban untuk memelihara NGO supaya bisa berdaya.

Wakil Sekretaris Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI), Gaura Macacarita, mengungkapkan para NGO yang ikut serta ke India akan membawa nama baik Indonesia. "Kita NGO Indonesia bersama-sama ke Delhi akan memberikan kesan yang baik di sana (sidang UNESCO, India)," paparnya, dalam kesempatan yang sama.

Salah satu hal yang rencananya akan diusulkan ke Kementerian Kebudayaan dan dibawa ke Sidang UNESCO ialah membuat buku yang berisi seputar informasi tentang ketujuh NGO Indonesia. Buku itu akan diberikan ke sejumlah peserta sidang UNESCO di India. Ini bertujuan agar masyarakat global mengenal NGO Indonesia. Lalu, diusulkan pula untuk membuat sebuah pameran bersama di sela-sela acara UNESCO di India. Tak hanya itu, para NGO juga direncanakan membawa cenderamata khas Indonesia, agar masyarakat global semakin mengenal Indonesia. 

Pudentia mengungkapkan harapan untuk ATL ialah perpanjangan akreditasi. "Kita tahun ini sudah masukkan perpanjangan akreditasi. Mungkin di sidang nanti di India," ujarnya.

Harapan untuk Pemerintah 

Sementara itu, ada harapan juga yang disematkan pada pemerintah yakni bisa lebih menyiapkan agenda atau program yang ingin dibawa untuk UNESCO. 

"Jadi jangan hanya mengusulkan. Tahun ini kita mengusulkan ini. Tapi lebih kepada substansi ya. Kalau emang mengusulkan itu, bagaimana membuat yang diusulkan itu tetap hidup dan terjaga. Nah itu yang mestinya di-support sama pemerintah," tuturnya. 

"Kalau NGO berharap (bahwa) pemerintah berkomunikasi sama NGO dalam program-programnya. Kan banyak program pemerintah yang sebenarnya dikerjakan NGO."(M-2) 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |