Asosiasi Masyarakat Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah Dorong Sinergi Industri dan Regulator

1 week ago 19
Asosiasi Masyarakat Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah Dorong Sinergi Industri dan Regulator Ketua MTKBTI Weni Maulina.(Dok. MTKBTI)

MASYARAKAT Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah Indonesia (MTKBTI) resmi dibentuk dan menggelar acara inaugurasi pertamanya di Jakarta. Asosiasi ini hadir sebagai wadah kolaborasi bagi para pelaku industri konstruksi bawah tanah di Indonesia, di tengah meningkatnya pembangunan infrastruktur seperti MRT Jakarta, Kereta Cepat Jakarta–Bandung, hingga rencana immersed tunnel menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ketua MTKBTI Weni Maulina menjelaskan, pembentukan asosiasi ini bertujuan memperkuat sinergi antara pelaku industri, akademisi, dan pemerintah. “Kami ingin agar para pelaku industri konstruksi bawah tanah tidak berjalan sendiri. MTKBTI menjadi ruang bersama untuk berdiskusi, mencari solusi, dan berkomunikasi langsung dengan regulator seperti Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, serta Kementerian ESDM,” ujar Weni, melalui keterangannya, Sabtu (1/11).

Hingga saat ini, MTKBTI telah menerima lebih dari 130 aplikasi keanggotaan individu dan menargetkan perekrutan 15 anggota korporasi hingga akhir tahun. Ke depan, asosiasi akan mengembangkan program pelatihan, sertifikasi, serta kerja sama internasional untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang konstruksi bawah tanah.

“Kami ingin melahirkan insinyur dan tenaga ahli yang kompeten serta berdaya saing global. Kolaborasi dengan pakar internasional akan memperkaya pengalaman dan mempercepat transfer teknologi,” kata Weni.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Boby Ali Azhari menyampaikan, pembangunan infrastruktur bawah tanah membutuhkan keahlian yang sangat spesifik. Karena itu, pemerintah mendorong peningkatan kompetensi melalui beasiswa dan sertifikasi profesional. “Kami sudah menyiapkan program magister spesialisasi di bidang struktur geologi dan terowongan untuk membangun generasi baru profesional di bidang ini,” ujarnya.

Boby menambahkan, hingga Oktober 2025, terdapat 30 profesional yang telah tersertifikasi sebagai Ahli Madya Perencanaan Terowongan Jalan dan 24 Insinyur Muda di bidang yang sama. Sementara itu, 34 perusahaan konstruksi telah memperoleh Sertifikat Badan Usaha (SBU) untuk klasifikasi konstruksi terowongan. “Sertifikasi ini membuktikan kesiapan tenaga ahli nasional menghadapi proyek-proyek berteknologi tinggi,” kata Boby.

Sementara itu, Past President The International Tunnelling and Underground Space Association (ITA-AITES), Arnold Dix menilai pembangunan infrastruktur bawah tanah merupakan tonggak penting bagi masa depan kota-kota besar di Indonesia. Namun, ia mengingatkan bahwa setiap kemajuan membutuhkan waktu dan kesabaran. “Negara-negara seperti London, New York, dan Bangkok juga pernah melewati masa sulit ketika membangun sistem bawah tanah. Kini mereka menikmati kota yang efisien dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Arnold menegaskan, kunci keberhasilan Indonesia adalah konsistensi dan kolaborasi lintas sektor. “Sistem bawah tanah bukan hanya soal transportasi, tetapi juga tentang perlindungan lingkungan, efisiensi ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat. Dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, industri, dan akademisi, Indonesia memiliki potensi menjadi contoh sukses di Asia Tenggara,” tutupnya. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |