AS Kritik Israel Hambat Pembebasan Sandera di Gaza

3 hours ago 2
AS Kritik Israel Hambat Pembebasan Sandera di Gaza Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.(AFP)

UTUSAN Khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menyatakan Israel telah memperpanjang konflik militer di Jalur Gaza, yang berpotensi menghambat tercapainya gencatan senjata serta kesepakatan baru untuk pembebasan sandera.

Pernyataan tersebut disampaikan Witkoff dalam sebuah pertemuan dengan keluarga warga Israel yang disandera oleh kelompok perlawanan Palestina di Gaza.

Meskipun Channel 12 Israel tidak menyebutkan secara spesifik waktu dan lokasi pertemuan, komentar Witkoff telah menimbulkan sorotan terhadap kebijakan Israel dalam konflik tersebut.

“Kami ingin membawa para sandera pulang, tetapi Israel tidak siap untuk mengakhiri perang,” ujar Witkoff, dikutip dari sumber yang hadir dalam pertemuan, seperti dilansir oleh Anadolu pada Senin (12/5).

Ia juga menyampaikan kritik tajam terhadap penanganan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam mengelola konflik di Gaza. Witkoff menilai bahwa meskipun tidak ada pencapaian signifikan, pemerintah Israel tetap melanjutkan operasi militer yang berkepanjangan.

"Namun, saat ini masih ada peluang yang kami harap dapat dimanfaatkan oleh Israel dan semua mediator. Kami menekan semua mediator dan melakukan segala upaya untuk memulangkan para sandera,” lanjutnya.

Pernyataan ini muncul di tengah kabar bahwa Hamas bersedia membebaskan seorang tentara Israel-Amerika, Alexander Idan, setelah melakukan pembicaraan dengan pemerintah AS sebagai bagian dari upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Witkoff memberikan pernyataan tersebut menjelang kunjungan Presiden Trump ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab yang dijadwalkan berlangsung dari Selasa hingga Jumat.

Menariknya, agenda lawatan ini tidak mencantumkan Israel sebagai tujuan kunjungan.

Sejumlah laporan dari media AS dan Israel menyebutkan adanya ketegangan yang meningkat antara Trump dan Netanyahu.

Pemerintahan Trump bahkan dikabarkan mempertimbangkan untuk mengambil kebijakan independen terkait isu Timur Tengah tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan pemimpin Israel.

Data terbaru menyebutkan sekitar 59 sandera masih ditahan di Gaza, dengan 21 orang di antaranya diyakini masih hidup.

Di sisi lain, lebih dari 9.900 warga Palestina ditahan di penjara Israel, di mana laporan dari kelompok hak asasi manusia menyebut adanya praktik penyiksaan, kelaparan, serta pengabaian medis, yang menyebabkan sejumlah kematian.

Israel juga telah menutup akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sejak 2 Maret, memperburuk kondisi 2,4 juta penduduk yang kini menghadapi ancaman kelaparan parah.

Sementara itu, lembaga penyiaran publik Israel, KAN melaporkan bahwa Netanyahu mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset bahwa ada “kemungkinan besar” pembebasan Alexander akan segera terjadi.

Sejak serangan Israel dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 52.800 warga Palestina telah tewas di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Situasi ini juga membuat Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dikenai surat perintah penangkapan oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Israel kini juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional. (Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |