AS Beli TikTok, Konsorsium Pro-Israel Jadi Pemilik

1 month ago 26
AS Beli TikTok, Konsorsium Pro-Israel Jadi Pemilik TikTok.(Al Jazeera)

MASA depan TikTok di Amerika Serikat (AS) akhirnya menemukan titik akhir setelah bertahun-tahun menghadapi tekanan politik, gugatan hukum, dan perdebatan keamanan nasional. 

Melalui kesepakatan senilai US$14 miliar yang difasilitasi oleh Presiden Donald Trump, ByteDance yakni induk perusahaan TikTok asal Tiongkok diwajibkan memisahkan operasi AS menjadi entitas baru yang dikendalikan investor Amerika dan dana dari Teluk.

Secara formal, langkah ini diklaim untuk melindungi privasi dan keamanan data. Namun banyak analis menilai keputusan tersebut berkaitan erat dengan upaya menguasai salah satu platform paling berpengaruh di kalangan anak muda, terutama dalam membentuk opini publik terkait Israel dan Palestina.

Mengapa TikTok Dijual?

Dasar hukum divestasi ini berasal dari undang-undang yang disahkan Kongres pada 2024 yang memaksa ByteDance menarik investasinya dari TikTok AS atau berhadapan dengan pelarangan total. Mahkamah Agung kemudian mengukuhkan keputusan itu pada Januari 2025.

Legislator AS berdalih Tiongkok berpotensi memanfaatkan TikTok untuk mengakses data warga Amerika. Namun sejumlah pengamat menilai alasan sebenarnya yaitu kekhawatiran atas semakin menguatnya sentimen pro-Palestina di platform tersebut sejak perang Jalur Gaza pada Oktober 2023.

Pada puncak perang, linimasa TikTok dipenuhi video mengenai serangan Israel, korban sipil, dan demonstrasi solidaritas global. Untuk pertama kali, narasi Palestina disebarkan langsung ke jutaan pengguna muda Amerika atau tanpa penyaringan media arus utama.

Pada Oktober-November 2023, tokoh seperti Senator Josh Hawley, Marco Rubio, dan Mike Gallagher secara terbuka menyerukan pelarangan TikTok karena dianggap menyebarkan konten anti-Israel dan pro-Hamas. Laporan The Wall Street Journal pada Desember 2023 juga menyebut maraknya video terkait Gaza sebagai salah satu pemicu tekanan politik terhadap TikTok.

Apa Isi Kesepakatan Baru?

Melalui perintah eksekutif pada September 2025, Donald Trump mengesahkan struktur divestasi terbaru. ByteDance akan mempertahankan kurang dari 20 persen saham, sementara investor Amerika menguasai lebih dari 65 persen.

Oracle, Silver Lake, dan MGX Abu Dhabi bersama-sama memegang sekitar 45 persen kepemilikan.

Semua data pengguna AS akan dipindahkan ke infrastruktur cloud Oracle. Perusahaan tersebut juga akan mengelola algoritma rekomendasi TikTok, secara efektif memutus pengaruh Beijing.

Tata kelola perusahaan akan dijalankan oleh dewan beranggotakan tujuh orang, terdiri dari enam warga AS berlatar belakang keamanan nasional dan satu perwakilan dari MGX.

Trump menyebut kesepakatan tersebut sebagai kemenangan politik. 

"Ini akan sepenuhnya dioperasikan oleh Amerika," katanya seperti dikutip New Arab, Minggu (28/9).

Baca juga: ByteDance Siapkan Versi Alternatif TikTok untuk Hindari Larangan AS

Siapa Pemilik Baru TikTok AS?

Konsorsium baru ini dipimpin oleh Larry Ellison, pendiri Oracle, yang dikenal sebagai salah satu donatur terbesar untuk militer Israel. Oracle sendiri memiliki rekam jejak kerja sama panjang dengan pemerintah Israel di bidang pengawasan dan pertahanan.

Rupert dan Lachlan Murdoch, pemilik Fox News dan New York Post, juga bergabung. Media mereka dikenal konsisten mendukung Israel dan mengkritik gerakan pro-Palestina, sehingga muncul kekhawatiran pengaruh editorial mereka akan merembes ke TikTok.

Michael Dell, pendiri Dell Technologies, turut menjadi investor besar. Perusahaannya disebut dalam laporan Pelapor Khusus PBB karena menyediakan teknologi yang diduga digunakan Israel dalam operasi militer.

MGX atau dana investasi yang diketuai Sheikh Tahnoon bin Zayed dari UEA memiliki 15% saham dan satu kursi dewan, memperkuat posisi Abu Dhabi sebagai mitra teknologi utama bagi AS dan Israel.

Apa Hubungannya dengan Gaza dan Israel?

Peran TikTok dalam menyebarkan gambar perang Gaza dinilai menjadi alasan utama mengapa pemerintah AS bertindak keras. Kini, dengan kepemilikan baru yang didominasi tokoh pro-Israel, banyak aktivis khawatir platform tersebut akan memperketat penyensoran terhadap konten Palestina.

Human Rights Watch dan Amnesty International sebelumnya mencatat penghapusan konten pro-Palestina secara sistematis di platform lain seperti Meta dan memperingatkan TikTok bisa mengikuti pola serupa.

Apa Keuntungan Tiongkok?

Meskipun awalnya menolak, pemerintah Tiongkok akhirnya menyetujui divestasi setelah pembicaraan langsung antara Xi Jinping dan Donald Trump. Juru runding Li Chengang mengonfirmasi kesepakatan itu sambil memperingatkan ada penindasan terhadap perusahaan teknologi Tiongkok.

Walau ByteDance masih memiliki 19,9% saham, pengaruhnya terhadap arah kebijakan TikTok AS praktis hilang.

Apakah Pengguna akan Merasakan Perubahan?

Dalam jangka pendek, antarmuka dan fitur aplikasi kemungkinan tidak berubah signifikan. Trump bahkan sempat bercanda bahwa ia berharap TikTok 100% terkait MAGA, meskipun kemudian menambahkan bahwa semua pihak akan diperlakukan adil.

Namun secara bertahap, para pengamat memperkirakan pergeseran halus tetapi strategis: pengetatan moderasi konten politik, terutama seputar Palestina dan perang Gaza.

Mengapa Ini Penting?

Dengan 180 juta pengguna di AS atau mayoritas berusia di bawah 40 tahun, TikTok adalah salah satu ruang digital utama bagi generasi muda. Survei menunjukkan kelompok ini paling kritis terhadap kebijakan Israel di Gaza.

Bagi sebagian orang, divestasi ini bukan sekadar urusan keamanan nasional, tetapi representasi bagaimana platform yang semula memperkuat suara Palestina kini berubah menjadi alat geopolitik yang dikendalikan oleh kepentingan pro-Israel. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |