Al-Quran sejak Lama telah Berpesan kepada Manusia untuk Menjaga Bumi

3 hours ago 2
Al-Quran sejak Lama telah Berpesan kepada Manusia untuk Menjaga Bumi Ilustrasi(Medcom)

Mantan Menteri Agama periode 2001–2004, Said Agil Husin Al Munawar, menegaskan bahwa Al-Quran sejak lama telah memberikan peringatan kepada manusia untuk tidak membuat kerusakan di Bumi. Menurutnya, pelestarian lingkungan bukan hanya urusan sosial, tetapi juga merupakan bagian dari keimanan dan tanggung jawab spiritual manusia sebagai khalifah di muka bumi.

“Al-Quran menegaskan dalam Surat Al-Baqarah bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah, wakil Allah di Bumi yang bertugas memelihara keseimbangan dan tanggung jawab terhadap ciptaan,” ujar Said Agil dalam Seminar Syiar Quran dan Hadis: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan, di sela pelaksanaan STQH di Kendari, Sabtu (18/10).

Ia menuturkan, ajaran Al-Quran secara tegas melarang manusia berbuat kerusakan setelah Allah memperbaiki bumi. Nilai-nilai ini, katanya, menjadi landasan teologis bagi umat Islam untuk menjadikan pelestarian lingkungan sebagai amanah keimanan.

Said Agil mengutip firman Allah dalam Surat Al-A’raf ayat 56, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harap.”

“Menjaga alam merupakan bagian dari ibadah, sebagaimana menjaga hubungan antar manusia. Keduanya mencerminkan kesalehan pribadi sekaligus sosial,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan Ahmad, “Jika hari kiamat tiba sementara di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit tanaman, maka tanamlah.”

Menurutnya, hadis ini menunjukkan betapa menanam dan memelihara alam adalah bentuk ibadah, sekecil apa pun tindakan itu.

“Menanam pohon, menjaga air, tidak merusak alam, semua itu adalah ekspresi iman yang sejati,” kata Said Agil.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa syiar Al-Qur'an dan hadis harus diterjemahkan dalam tindakan nyata, bukan hanya dalam ceramah di mimbar. Dakwah, menurutnya, perlu menumbuhkan dua kesadaran sekaligus: kerukunan sosial dan kepedulian ekologis.

“Ketika nilai-nilai Qurani dan Nabawi dihidupkan, umat Islam akan menjadi pelopor perdamaian dan pelindung lingkungan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa dakwah Islam seharusnya hadir juga di ruang publik, lewat gerakan sosial, pendidikan, dan budaya yang mengajarkan cinta kasih (rahmah), solidaritas sosial (ukhuwah), serta kesadaran ekologis (ḥifẓ al-bi’ah).

Selain itu, Said Agil menekankan pentingnya berdakwah dengan cara yang lembut dan bijak, sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat 125, “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.”

“Dakwah yang menghakimi atau kasar bertentangan dengan semangat kenabian. Islam hadir untuk membawa rahmat bagi seluruh alam,” pungkasnya. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |