Wagub Kepri Nyanyang Haris Pratamura menyerahkan bantuan perlengkapan sekolah kepada siswa saat peresmian sekolah rakyat di Tanjungpinang.(MI/Hendri Kremer)
Provinsi Kepulauan Riau resmi memiliki Sekolah Rakyat pertama yang berdiri di Kota Tanjungpinang. Sekolah Rakyat Terintegrasi 33 Tanjungpinang di Jalan Borobudur diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura bersama Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah.
Sekolah Rakyat ini merupakan bagian dari program nasional pemerintah pusat untuk menyediakan akses pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Pada tahap awal, sekolah menampung 100 siswa yang terbagi atas 50 siswa SD, 25 siswa SMP, dan 25 siswa SMA. Proses belajar-mengajar akan dibimbing oleh 19 tenaga pendidik, dengan enam guru berasal dari Kepri dan 13 lainnya dari luar daerah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Robben Rico, dalam sambutan daringnya menyebutkan Kepri termasuk salah satu provinsi di Sumatra yang mendapat alokasi terbanyak pembangunan sekolah rakyat permanen. “Ada tiga lokasi di Kepri, yakni Natuna, Tanjungpinang, dan Anambas. Ini menunjukkan perhatian besar pemerintah terhadap akses pendidikan di daerah kepulauan,” katanya.
Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah menegaskan, sekolah rakyat menjadi wujud nyata amanat konstitusi untuk menjamin hak pendidikan seluruh warga negara. “Sekolah ini berasrama, gratis, dari jenjang SD hingga SMA. Ini bukti keberpihakan negara pada anak-anak dari keluarga miskin ekstrem,” ujarnya, Kamis (2/10).
Sementara itu, Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura menyampaikan, kehadiran sekolah rakyat sangat relevan dengan kondisi geografis provinsi yang memiliki ribuan pulau dan berbatasan dengan sejumlah negara tetangga. “Sekolah rakyat bukan sekadar gedung, tetapi simbol harapan dan keberpihakan negara. Dari sini kita siapkan generasi emas menuju Indonesia 2045,” tegasnya.
Dia juga memastikan Pemprov Kepri akan terus menjaga kualitas pendidikan di sekolah tersebut dengan menghadirkan guru-guru berdedikasi dan menciptakan lingkungan belajar yang hangat, inklusif, dan penuh kasih sayang. (E-2)


















































