Ilustrasi(freepik)
SEORANG perempuan berusia 37 tahun di Philadelphia mengalami perjalanan medis yang tidak biasa. Setelah muncul memar dan pembengkakan di kakinya, ternyata ditemukan penyakit langka yang selama ini dikenal sebagai “penyakit pelaut kuno” atau skorbut.
Kasus ini bermula ketika pasien datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri, bengkak, dan memar pada bagian atas lutut kirinya. Ia mengaku gejala tersebut muncul setelah menggunakan massage gun. Pemeriksaan menunjukkan adanya memar pada paha, lutut, dan betis, tetapi tidak ditemukan kerusakan sendi ataupun gumpalan darah.
Kemudian, dokter menelusuri riwayat medis pasien. Diketahui ia telah mengonsumsi obat pengencer darah selama enam tahun akibat riwayat gumpalan darah di paru-paru dan stroke yang dipicu kelainan bawaan kecil pada jantung. Pasien juga melaporkan mengalami perdarahan menstruasi berat.
Penurunan Hemoglobin
Selang beberapa minggu, kondisinya memburuk dengan keluhan sesak napas, pusing, dan memar yang tidak hilang. Pemeriksaan MRI menunjukkan pembengkakan jaringan dan memar otot kecil akibat trauma tumpul. Sementara itu, hasil laboratorium menunjukkan penurunan drastis kadar hemoglobin. Dugaan awal mengarah pada anemia defisiensi besi, dan pasien diberikan terapi zat besi oral maupun intravena. Namun kadar hemoglobin tetap menurun sehingga ia memerlukan beberapa kali transfusi darah.
Kondisi semakin serius ketika pasien kembali dengan gejala nyeri dada, keringat malam, penurunan berat badan, dan sesak napas yang memburuk. Pemindaian menunjukkan sisi kanan jantungnya membesar dan melemah, dengan tekanan darah tinggi di paru-paru atau hipertensi pulmonal.
Vitamin C
Saat dirawat di ruang intensif, dokter menemukan tanda khas kekurangan vitamin C, yaitu bintik merah kecil di sekitar folikel rambut, rambut berbentuk spiral, serta gusi bengkak berwarna ungu.
Melihat kondisi ini, pasien menerima terapi vitamin C dengan dosis tinggi. Hasilnya, dalam 48 jam kondisi pasien membaik hingga dapat keluar dari ruang intensif. Ia dipulangkan dengan resep vitamin C, multivitamin yang mengandung zat besi, serta obat untuk hipertensi pulmonal.
Dalam beberapa minggu, jumlah sel darahnya meningkat tanpa transfusi tambahan, memar dan pembengkakan gusi menghilang, serta fungsi pernapasan membaik. Enam bulan kemudian, fungsi jantungnya kembali normal dan ia tidak lagi membutuhkan obat hipertensi pulmonal.
Skorbut
Skorbut umumnya dikenal sebagai penyakit akibat kekurangan vitamin C yang dulu banyak menyerang pelaut. Saat ini kasusnya jarang terjadi, tetapi masih dapat terjadi. Biasanya, skorbut hanya menimbulkan gejala ringan seperti kelelahan atau anemia ringan. Namun, kasus ini tergolong langka karena pasien mengalami anemia berat yang bergantung pada transfusi dan komplikasi hipertensi pulmonal.
Dalam laporan medisnya, tim dokter menyatakan kasus ini menjadi pengingat bahwa skorbut masih bisa ditemukan dengan tingkat keparahan yang serius. “Hal ini menegaskan pentingnya meninjau riwayat pola makan pasien, terutama ketika diagnosis sulit ditegakkan,” tulis para peneliti. (Live Science/Z-2)


















































