Ahli Gizi Sebut Pasokan Makanan Modern Jadi Faktor Utama Obesitas

3 hours ago 1
Ahli Gizi Sebut Pasokan Makanan Modern Jadi Faktor Utama Obesitas Ilustrasi(Freepik)

KRISIS obesitas yang terus meningkat bukan semata-mata karena pilihan individu, melainkan karena lingkungan makanan modern yang kian tidak sehat. Hal itu disampaikan Dr. Kevin Hall, ahli gizi sekaligus peneliti yang melakukan dua uji klinis ketat tentang dampak makanan ultra-proses.

Dalam penelitian pertamanya di National Institutes of Health (NIH), Hall menemukan relawan sehat mengonsumsi rata-rata tambahan 500 kalori per hari saat diberi makanan ultraproses dibandingkan ketika makan makanan utuh (alami tanpa proses pengolahan berlebih). 

Pada penelitian kedua, yang masih dalam tahap analisis, hasil sementara menunjukkan relawan mengonsumsi hingga 1.000 kalori lebih banyak per hari saat menjalani diet ultraproses.

“Ini eksperimen paling penting dalam bidang gizi karena kontrolnya sangat ketat. Peserta tidak bisa lupa atau berbohong tentang apa yang mereka makan,” kata Marion Nestle, Profesor Emerita di New York University.

Menurut Hall, makanan ultraproses yang padat energi dan sangat menggugah selera merupakan faktor utama yang membuat orang makan berlebihan. 

“Dulu makanan manis seperti pai apel hanyalah suguhan langka. Kini tersedia di mana-mana dengan harga murah, bahkan dipasarkan secara agresif, termasuk kepada anak-anak,” jelasnya.

Penyebab obesitas bukan hanya soal pilihan pribadi. Otak manusia sebenarnya dikendalikan oleh kombinasi sinyal biologis, sosial, dan lingkungan. Namun, lingkungan makanan modern sering kali merusak keseimbangan itu, sehingga membuat orang sulit mengendalikan nafsu makan.

Penelitian juga menemukan bahwa beberapa orang mengalami efek mirip kecanduan dari makanan ultra-proses. Hall menekankan perlunya perubahan pada lingkungan makanan agar pilihan sehat lebih mudah diakses. 

“Kita butuh makanan bergizi yang lebih terjangkau dan tersedia luas, sementara makanan merugikan harus diatur atau dikenakan pajak agar kembali menjadi suguhan sesekali,” ujarnya.

Sebagai contoh, Hall memilih saus kemasan rendah gula dan garam, lalu mengombinasikannya dengan pasta gandum utuh dan sayuran. 

“Itu tetap makanan praktis, tapi jauh lebih sehat,” tambahnya.

Hall juga mengkritisi tren “nutrisi presisi” yang kini dipasarkan dengan berbagai tes genetik atau mikrobioma usus. 

Menurutnya, belum ada bukti kuat bahwa metode tersebut lebih efektif dibandingkan saran gizi dasar yang telah terbukti: memperbanyak buah, sayur, dan biji-bijian, serta mengurangi gula, garam, dan lemak jenuh.

Ia mengingatkan, banyak klaim diet dan suplemen yang justru menyesatkan. Salah satunya adalah produk yang mengaku bisa mempercepat metabolisme.

“Banyak hal yang masih berupa sensasi, sementara yang paling sederhana tetap terbukti benar: pola makan seimbang dengan bahan pangan alami adalah kunci kesehatan,” pungkas Hall. (cnn/Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |