Ada Tujuh Genre Inisiatif Berkelanjutan

2 weeks ago 17
Ada Tujuh Genre Inisiatif Berkelanjutan (MI/HO)

ADA tujuh genre sustainability initiatives atau inisiatif berkelanjutan. Ini termasuk dua hal formula Kotler & Lee (2005), yaitu Circular Economy dan Creating Shared Value (CSV) yang dikembangkan oleh Michael Porter dan Mark Kramer pada 2011. 

Apa saja definisi tujuh genre inisiatif berkelanjutan itu? Berikut definisi masing-masing kategori tersebut.

1. Creative Philantrophy.

Ini merupakan kontribusi langsung kepada gerakan kebaikan yang dilakukan secara kreatif; sering dalam bentuk hibah tunai, beasiswa, donasi dalam bentuk jasa, technical expertise, penggunaan fasilitas dan kanal distribusi perusahaan, atau penggunaan peralatan milik perusahaan. Contoh untuk kategori ini ialah sumbangan untuk pembangunan infrastruktur, pembangunan gedung di kampus, beasiswa, dan lain-lain. 

2. Employee Volunteering. 

Ini mendukung dan mendorong karyawan untuk berkontribusi kepada sebuah gerakan (cause) tertentu. Perusahaan dapat melakukannya dengan mengorganisasi tim relawan, membantu karyawan menemukan peluang untuk berkontribusi kepada cause tertentu, membayar cuti mereka ketika karyawan melakukan tugas sebagai relawan, memberikan uang tunai untuk charities karyawan, atau memberikan pengakuan kepada relawan teladan.

3. Cause Promotion. 

Ini merupakan upaya kampanye perubahan perilaku melalui pembangkitan atau peningkatan awareness dan kepedulian masyarakat. Dalam cause promotion, perusahaan mengajak orang lain untuk mengenali lebih jauh (mempromosikan) cause untuk perubahan perilaku tersebut, mengajak orang lain untuk mendukung melalui donasi waktu, uang, dan sumber daya lain. 

4. Social Marketing. 

Berbeda dengan Cause Promotion yang levelnya hanya mempromosikan satu cause dengan mengajak orang lain untuk lebih mengenal dan berdonasi, dalam Social Marketing, perusahaan mengampanyekan perubahan perilaku dan memastikan perubahan perilaku itu melalui aktivitas-aktivitas yang menggunakan sumber daya yang dimilikinya. 

5. Responsible Business Practices.

Praktik bisnis dan investasi perusahaan yang mendukung cause/gerakan tertentu, misalnya melibatkan masyarakat sekitar sebagai vendor perusahaan untuk mendukung gerakan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengolah limbah usaha untuk melindungi kelestarian lingkungan di sekitar pabrik, menggunakan kayu yang bersertifikat ramah lingkungan untuk bahan baku kemasan produksinya demi menyelamat lingkungan hidup. 

6. Circular Economy. 

Ini juga berarti atau Zero Waste Practices di pabrik. Konsep ini merupakan alternatif dari ekonomi linear (produksi-penggunaan–pembuangan). Dengan circular economy, perusahaan menggunakan potensi setiap material semaksimal mungkin serta memulihkan material (circular) yang telah sampai pada usia akhirnya. Konsep ini penting diterapkan karena sistem linear telah menyebabkan kita terus mengeksploitasi sumber daya alam dan terus menghasilkan sampah.  

7. Creating Shared-Value. 

CSV merupakan konsep bisnis, bukan semata konsep marketing. Dengan CSV, perusahaan menciptakan kebijakan baru dan atau prosedur operasi perusahaan yang memungkinkan perusahaan memaksimalkan pendapatannya, sementara itu dia juga menawarkan manfaat tambahan bagi komunitas lokal. Biasanya perusahaan memasukkan komunitas lokal dalam mata rantai penyediaan (supply chain) bahan baku produksi mereka. Konsep ini dikembangkan oleh Prof. Michael Porter dan Mark Kramer yang pada 2011 pertama kali dipublikasikan pada the Harvard Business Review. Contoh dari penerapan konsep ini adalah program kemitraan bersama petani kopi dan peternak sapi untuk penyediaan bahan baku kopi dan susu kaleng merek tertentu, misalnya.

Tujuh kategori itu tertuang dalam penghargaan Indonesia's Best Corporate Sustainability Initiatives 2025 oleh Majalah Mix MarComm. "Pengukuran ini sekaligus untuk memantau jangkauan kampanye dan tingkat engagement program dengan khalayak sasaran di dunia maya," ujar Lis Hendriani, Pemimpin Redaksi Majalah Mix MarComm, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/10). 

Pihaknya mengundang perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengirimkan paper program-program CSR atau inisiatif berkelanjutan yang dilakukan sepanjang 2024 dan 2025 serta mencalonkan tim serta top leader divisi CSR-nya untuk kemudian dievaluasi oleh anggota dewan juri melalui wawancara tatap muka lewat platform Zoom pada 5-7 Agustus 2025. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |