
DOKTER subspesialis Endokrinologi anak RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A, Subsp. End., FAAP FRCPI (Hon.) mengatakan sebanyak 70% anak Indonesia usia 18 tahun ke bawah telat terdiagnosis diabetes tipe 1.
"Kita itu masih 70% pasien kita terdiagnosis telat dengan adanya ketoasidosis diabetik (KAD) ini. Ini kan bisa meninggal," kata Aman, dikutip Jumat (12/9).
Aman mengatakan negara dengan sistem kesehatan yang baik seharusnya memiliki angka KAD di bawah 20%.
Ia menyebut, pasien terdiagnosis telat dengan kondisi sudah mengalami ketoasidosis diabetikum (KAD), merupakan kondisi berat karena gula darah tinggi, muntah-muntah, sesak, dan tidak sadar. Jika kondisi ini tidak segera ditangani bisa menyebabkan risiko kematian.
Ia mengatakan kondisi pasien yang telat diagnosis karena banyak masyarakat yang masih belum mengetahui tentang diabetes tipe 1 pada anak
dan juga tenaga kesehatan yang masih salah mendiagnosis penyakit sehingga diabetes tipe 1 tidak terdeteksi sejak awal.
"Jadi datang itu bisa dianggap asma, bisa dianggap apendiks atau usus buntu karena sakit perut, dalam satu kasus sampai dioperasi usus
buntu, bisa dianggap pneumonia, ternyata diabetik tipe 1," kata Aman.
Dia menjelaskan diabetes tipe 1 juga berbeda dengan diabetes tipe 2 yang keturunan, diabetes tipe 1 merupakan penyakit yang disebabkan karena proses autoimun yang salah satunya diperparah dari infeksi virus.
Maka itu, ia menyebut penyakit diabetes khususnya tipe 1 yang lebih banyak dialami anak-anak merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat hingga tenaga medis.
"Kalau saya menganggap, semua dokter umum harus paham DM tipe 1. Makanya tiap tahun itu saya selalu memberikan kayak kuliah umum buat dokter yang baru tamat mengenai ketoasidosis. Jadi dokter umum itu harus paham bahwa ada ketoasidosis dan ini mereka harus bisa tanpa rujuk dulu, paling tidak bisa ditangani dulu insulinnya sesegera mungkin," kata Aman.
Salah satu yang ia upayakan adalah mengepalai program Changing Diabetes in Children (CDiC), dengan mendata anak-anak di seluruh Indonesia untuk membantu anak memperoleh akses pada insulin, alat pemantauan gula darah, edukasi, serta pendampingan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. (Ant/Z-1)