
DI tengah harapan pemulihan ekonomi yang kuat, Indonesia justru mencatatkan perlambatan pertumbuhan di triwulan I 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa pertumbuhan ekonomi pada periode ini hanya sebesar 4,87% (year on year/yoy).
Berikut 7 hal penting yang perlu kamu tahu:
1. Pertumbuhan Hanya 4,87% (yoy)
Ekonomi nasional tumbuh sebesar 4,87% dibanding periode yang sama tahun lalu. Ini lebih rendah dari:
-
5,11% di triwulan I 2024
-
5,04% di triwulan I 2023
-
5,02% di triwulan I 2022
Pertumbuhan ini menjadi yang terendah sejak 2022.
2. Terjadi Kontraksi Kuartalan Sebesar 0,98%
Jika dilihat dari perbandingan kuartal ke kuartal (quarter to quarter), ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar -0,98% dibandingkan triwulan IV 2024. Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan menurun dari Rp3.296,7 triliun menjadi Rp3.264,5 triliun, dan harga berlaku turun ke Rp5.665,9 triliun.
3. Pola Musiman, Tapi Pertumbuhan Tahun Ini Paling Lemah
Kepala BPS Amalia Widyasanti menyebutkan bahwa penurunan pertumbuhan dari triwulan IV ke I merupakan pola musiman yang biasa terjadi. Namun kali ini, pelemahannya lebih tajam dari biasanya, menjadikannya yang terendah dalam empat tahun terakhir.
4. Lima Sektor Penopang Ekonomi
Berikut lima sektor lapangan usaha yang memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional:
Industri Pengolahan | 4,55% | 19,25% |
Perdagangan | 5,03% | 13,22% |
Pertanian | 10,52% | 12,66% |
Konstruksi | 2,18% | 9,84% |
Pertambangan | -1,23% | 8,99% |
Sektor pertambangan mengalami kontraksi, terutama karena turunnya permintaan global terhadap batu bara dan pemeliharaan tambang logam di Papua Tengah.
5. Konsumsi Rumah Tangga Masih Dominan
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi komponen terbesar dengan pertumbuhan 4,89% dan menyumbang 54,53% terhadap PDB. Komponen lain:
-
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB): tumbuh 2,12%
-
Ekspor: tumbuh 6,78%
-
Impor: tumbuh 3,96%
-
Konsumsi pemerintah: turun -1,38%
-
Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT): tumbuh 3,07%
6. Tantangan Global Masih Menekan
Penurunan kinerja sektor tambang menunjukkan bagaimana ekonomi Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar global. Permintaan ekspor yang melemah serta hambatan produksi akibat pemeliharaan membuat sektor ini tak mampu tumbuh positif.
7. Konsumsi Kuat, Tapi Dorongan Investasi Perlu Dipercepat
Struktur pertumbuhan masih sangat ditopang oleh konsumsi domestik. Namun tanpa percepatan belanja investasi dan kebijakan fiskal yang agresif, potensi rebound bisa terhambat. Kombinasi tekanan eksternal dan minimnya stimulus fiskal dapat memperlambat momentum di triwulan berikutnya. (Z-10)