7 Fakta Menarik tentang The Sea (2025), Film Kontroversial Bertema Palestina

2 hours ago 1
7 Fakta Menarik tentang The Sea (2025), Film Kontroversial Bertema Palestina The Sea (2025).(Dok. Deadline)

Film The Sea (2025) menjadi sorotan dunia karena mengangkat isu Palestina dengan pendekatan emosional yang menyentuh, sekaligus memicu kontroversi politik. Berikut adalah tujuh fakta menarik seputar film The Sea:

1. Menceritakan Perjalanan Anak Palestina ke Laut

Kisah film ini berpusat pada Khaled, anak Palestina berusia 12 tahun yang belum pernah melihat laut. Ia berusaha melewati pos pemeriksaan Israel, namun izin perjalanannya dianggap tidak sah. Dengan tekad besar, Khaled menyelinap ke Israel demi melihat laut untuk pertama kali.

2. Drama Relasi Ayah dan Anak

Sementara itu, ayahnya, Ribhi, seorang pekerja tanpa dokumen di Israel, panik ketika tahu anaknya hilang. Ribhi harus memilih antara mempertahankan pekerjaannya atau mengejar anaknya, meski berisiko ditangkap. Alur ini memberi lapisan emosional yang dalam pada film.

3. Perpaduan Bahasa Arab dan Ibrani

Film berdurasi 93 menit ini menggunakan dua bahasa: Arab dan Ibrani. Hal ini mencerminkan realitas sehari-hari masyarakat di kawasan tersebut, sekaligus simbol pertemuan dua budaya dalam konflik.

4. Disutradarai oleh Shai Carmeli-Pollak

Film ini ditulis dan disutradarai Shai Carmeli-Pollak, dengan produser Baher Agbariya. Kolaborasi ini menghadirkan sudut pandang yang unik, memadukan perspektif Israel dan Palestina.

5. Sabet Penghargaan Bergengsi di Israel

The Sea memenangkan kategori Best Picture di Ophir Awards 2025, ajang penghargaan film paling prestisius di Israel. Kemenangan ini sekaligus otomatis menjadikannya wakil Israel di ajang Oscar 2026 untuk kategori Best International Feature Film.

6. Picu Kontroversi Politik

Kemenangan The Sea tidak diterima dengan tangan terbuka. Menteri Kebudayaan Israel, Miki Zohar, menuding film ini “mencemarkan nama baik tentara Israel” karena sudut pandangnya yang dianggap pro-Palestina. Ia bahkan mengancam akan menghentikan pendanaan publik untuk Ophir Awards mulai 2026.

7. Simbol Perlawanan dan Harapan

Lebih dari sekadar film, The Sea menjadi simbol perlawanan kultural dan politik. Ia membuka percakapan global tentang keterbatasan kebebasan bergerak, identitas, serta kehidupan anak-anak Palestina yang terjebak dalam konflik.

Dengan alur yang menyentuh hati, kontroversi yang mengguncang, dan penghargaan yang prestisius, The Sea (2025) berhasil menempatkan dirinya bukan hanya sebagai karya sinema, tapi juga sebagai pernyataan sosial dan politik. (Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |