
TREN warga Jawa Tengah bekerja sebagai pekerja migran di luar negeri, terus meningkat setiap tahunnya, seiring peluang besar yang ditawarkan sejumlah negara tujuan, seperti Hongkong, Korea Selatan, Jepang, Taiwan dan Singapura
Sejak 2024 hingga sekarang, sedikitnya ada 66.500 warga dari sejumlah daerah di Jateng yang merantau ke luar negeri, sebagai pekerja migran. Paling banyak pengirim adalah Cilacap, disusul Kendal, Brebes, Wonosobo, Grobogan, dan Sragen.
"Ada sebanyak 66.500 an warga Jateng merantau di luar negeri sebagai pekerja migran. Ada lima negara penerima terbanyak pekerja asal Indonesia, yakni Hongkong, Taiwan, Korsel, Jepang dan Singapura," tukas Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP3MI) Jawa Tengah, Pujiono usai peluncuran Rumah Siap Kerja di Disnaker Kota Solo, Senin ( 19/5/2025).
Kota Solo semakin menjajaki peluang dan tawaran untuk warganya menjadi pekerja migran di luar negeri.
Data BP3MI Jawa Tengah menyebutkan, sejak 2024, warga Kota Solo baru ada 234 orang yang bekerja di luar negeri, di berbagai sektor.
"Banyak sebetulnya peluang untuk bekerja di luar negeri. Karena tidak membutuhkan ijasah tinggi dan bergaji besar. Seperti Korea dan Jepang, cukup dengan ijasah SMP, yang penting kompetensi bahasa di negara tujuan, dan keahlian yang diperlukan butuhkan" imbuh dia lagi.
Sementara itu Walikota Solo Respati Ardi menekankan pentingnya membangun fondasi ketenagakerjaan sejak dini, terutama menghadapi tahun 2030 yang akan didominasi oleh penduduk usia produktif.
“Kalau kita tidak siapkan backbone nya dari sekarang, kita akan kewalahan menyambut 2030. Ini juga bahian mengawal Asta Cita Presiden Prabowo," kata Respati.
Program Rumah Siap Kerja bersama Kota Solo hadir sebagai langkah strategis membangun ekosistem ketenagakerjaan yang terintegrasi antara dunia pendidikan vokasi, pelatihan kerja, penempatan tenaga kerja baik dalam negeri maupun luar negeri, dan penguatan kewirausahaan dan keterampilan khusus
Rumah Siap Kerja membuka akses gratis bagi masyarakat dalam berbagai layanan, seperti penempatan kerja dalam dan luar negeri, kelas siap kerja, konsultasi PHK, bursa kerja onlin dan konsultasi karir, pelatihan vokasi dan kewirausahaan
Konsultasi hubungan industrial
Respati memperkenalkan Kartu Layak Kerja (KLK) sebagai alat verifikasi pencari kerja, sekaligus perlindungan bagi pengusaha dari karyawan yang tidak bertanggung jawab.
“Jika ada pekerja yang melanggar kontrak atau menghilang setelah berkasbon, kami akan blacklist melalui KLK. Tapi kita juga beri kesempatan, tiga sampai enam bulan setelah pembinaan, mereka bisa direhabilitasi,” tambahnya.
Dalam laporan, Kepala Dinas Tenaga Kerja Surakarta menegaskan angka pengangguran di Solo masih cukup tinggi, yaitu 4,61% dengan jumlah penganggur mencapai 13.200 orang. Keberadaan Rumah Siap Kerja, diharapkan dapat menekan pengangguran secara signifikan. (H-2)