Tren Kesehatan yang bisa merusak tubuh perempuan.(Freepik)
Banyak tren kesehatan populer yang digadang-gadang bisa membuat tubuh lebih bugar dan ramping. Namun, seorang ilmuwan perempuan terkemuka justru mengungkap fakta sebaliknya, tidak semua tren itu aman bagi tubuh wanita.
Mengutip dari laman Medium, peneliti, ahli fisiologi olahraga, dan pakar nutrisi, Stacy Sims yang selama bertahun-tahun fokus meneliti tubuh perempuan menyebut bahwabanyak penelitian kesehatan yang umumnya berpusat pada tubuh laki-laki, Sims menegaskan bahwa perempuan memiliki hormon, metabolisme, serta biokimia berbeda sehingga butuh pendekatan khusus.
Lewat riset dan publikasi ilmiahnya, Sims menemukan bahwa sejumlah tren populer justru berbahaya bila diterapkan oleh perempuan. Berikut enam di antaranya:
1. Intermittent Fasting (Puasa Berkala)
Meski terbukti efektif untuk pria, puasa berkala dapat mengacaukan hormon perempuan. Fasting bisa mengganggu siklus menstruasi, merusak fungsi tiroid, meningkatkan kecemasan, hingga memicu kenaikan berat badan.
2. Cold Plunges (Berendam Air Dingin Ekstrem)
Tren mandi air es atau berendam di suhu rendah memang menyehatkan untuk pria. Namun, bagi perempuan, paparan dingin ekstrem memicu stres lebih besar karena tubuh lebih sensitif terhadap suhu. Alih-alih bugar, tubuh justru masuk ke mode fight or flight.
3. Cardio Berlebihan
Melakukan kardio terlalu lama membuat otot sulit berkembang, tulang semakin rapuh, dan stres meningkat. Padahal, membangun massa otot sangat penting bagi perempuan karena bisa menurunkan lemak tubuh, memperkuat persendian, hingga mengurangi risiko demensia.
4. Menghitung Kalori Secara Ketat
Konsep “kalori masuk vs kalori keluar” terlalu sederhana untuk tubuh perempuan. Diet ketat justru bisa merusak fungsi tiroid, membuat tubuh masuk ke mode kelaparan, dan akhirnya menyimpan lebih banyak lemak. Selain itu, menghitung kalori bisa memicu stres hingga makan berlebihan.
5. Mengabaikan Protein
Banyak perempuan menganggap protein hanya penting bagi binaragawan. Padahal, asupan protein cukup sangat krusial untuk memperbaiki otot, menjaga kesehatan tulang, hingga mendukung fungsi otak. Dr. Sims menyarankan perempuan aktif mengonsumsi minimal 1 gram protein per pon berat badan per hari.
6. Menghindari Karbohidrat
Diet rendah karbo memang menjadi tren populer. Namun, menghilangkan semua karbohidrat, termasuk biji-bijian, sayur berpati, dan buah, justru berbahaya. Perempuan tanpa asupan karbo cukup akan kesulitan menjaga kadar gula darah, suasana hati, hingga imunitas tubuh.
Menurut Dr. Sims, yang sebenarnya dibutuhkan perempuan bukanlah ikut-ikutan tren, melainkan memberi energi sesuai kebutuhan tubuh.
“Karbohidrat bukan musuh, begitu juga protein, latihan beban, atau istirahat yang cukup. Musuh kita yang sebenarnya adalah standar kesehatan yang masih mengabaikan tubuh perempuan,” jelasnya dikutip dari laman yang sama. (Medium/Z-10)


















































