55 Persen SDM Kalsel hanya Tamatan SMP

1 month ago 25
55 Persen SDM Kalsel hanya Tamatan SMP Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel, Galuh Tantri Naridra.(Dok. MI)

MAYORITAS sumber daya manusia (SDM) di Provinsi Kalimantan Selatan hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dinas Pendidikan Kalsel menerapkan berbagai strategi guna menekan tingginya angka putus sekolah dan peningkatan kualitas SDM di Kalsel.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel, Galuh Tantri Naridra, Selasa (30/9) mengakui masih tingginya angka anak putus sekolah dan rendahnya kualitas SDM di Kalsel. "Tercatat 55 persen SDM Kalsel itu hanya lulusan SMP. Demikian juga dengan angka putus sekolah juga masih tinggi," tuturnya.

Kondisi ini berpengaruh pada daya saing SDM Kalsel pada bursa kerja dengan daerah lain. Karena itu menurut Tantri pihaknya tengah berupaya melakukan penataan sistem pendidikan di Kalsel dengan berkolaborasi dengan banyak pihak. "Kita tengah menjajaki berbagai strategi guna menekan tingginya angka putus sekolah maupun peningkatan kualitas SDM ini," ujarnya.

Untuk menanggulangi persoalan ini menurut Galuh Tantri, perlu treatment (penanganan) yang berbeda beda. Beberapa faktor penyebab anak putus sekolah antara lain anak lebih memilih bekerja,  pernikahan dini, faktor kemiskinan, anak nakal, kasus bullying, faktor infrastruktur pendidikan dan banyak juga diantaranya pindah ke sekolah non formal (pesantren) sehingga terdata sebagai anak putus sekolah.

“Kita akan melaksanakan berbagai strategi agar anak bisa sekolah seperti  program beasiswa, bantuan  bagi anak kurang mampu, hingga program advokasi ke daerah – daerah, launching program sekolah paket A, B dan C hingga merger (penggabungan) sekolah,” ungkap Galuh.

Selain memprioritaskan peserta didik, Pemprov Kalsel juga akan melakukan penataan sistem pendidikan, kompetensi kepala sekolah pada 232 sekolah SMA-SMK sesuai kewenangan provinsi serta kualitas 8.630 guru tersebar di 13 kabupaten/kota.

Lebih jauh Tantri mengatakan pihaknya tengah menjajaki program beasiswa dalam dan luar negeri bagi siswa berprestasi. "Kita anggarkan beasiswa untuk 500 orang melalui dana APBD dan kerjasama program CSR perusahaan. Kita juga menjajaki program beasiswa dengan perguruan tinggi Singapura, Jepang dan Finlandia," tutupnya. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |