Apa yang kita konsumsi memiliki pengaruh besar terhadap fungsi otak.(Freepik)
Kesehatan otak merupakan salah satu aspek penting yang sering kali diabaikan dalam gaya hidup sehari-hari. Padahal, apa yang kita konsumsi memiliki pengaruh besar terhadap fungsi otak, mulai dari daya ingat, konsentrasi, hingga kestabilan suasana hati.
Pola makan yang sehat dan seimbang tidak hanya menjaga tubuh tetap bugar, tetapi juga membantu otak bekerja secara optimal. Sebaliknya, konsumsi berlebihan terhadap makanan tertentu justru dapat merusak jaringan otak secara perlahan tanpa disadari.
Menurut Direktur Senior Neurologi di Max Super Speciality Hospital, K. M. Hassan, dalam wawancaranya bersama The Daily Jagran, beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi masyarakat ternyata diam-diam dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan otak. Berikut penjelasan lima di antaranya.
1. Minuman Manis
Soda, minuman berenergi, dan minuman olahraga umumnya mengandung kadar fruktosa yang tinggi. Jenis gula ini dapat menyebabkan peradangan di otak, mengganggu fungsi kognitif, dan bahkan menyusutkan volume otak di beberapa bagian.
Konsumsi gula berlebihan dalam jangka panjang juga dikaitkan dengan gangguan daya ingat dan peningkatan risiko demensia. Oleh karena itu, membatasi asupan minuman manis menjadi langkah awal penting untuk menjaga kesehatan otak.
2. Makanan Gorengan dan Olahan
Sebagian besar makanan cepat saji dan olahan mengandung lemak jenuh, natrium berlebih, serta bahan tambahan buatan. Kandungan tersebut dapat merusak sel-sel otak dan mempercepat penurunan fungsi kognitif.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan jenis ini secara rutin dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan gangguan memori. Menggantinya dengan makanan segar yang diolah secara sehat dapat membantu melindungi fungsi otak dalam jangka panjang.
3. Lemak Trans
Lemak trans banyak ditemukan dalam makanan kemasan dan gorengan. Lemak ini dapat memicu pelepasan molekul inflamasi yang merusak sel-sel otak serta menghambat komunikasi antar sel saraf. Akibatnya, kemampuan berpikir, mengingat, dan fokus dapat menurun. Selain itu, lemak trans juga berisiko menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) yang berperan penting dalam menjaga kesehatan otak dan sistem saraf.
4. Karbohidrat Olahan
Roti putih, mi instan, dan camilan manis termasuk makanan yang mengandung karbohidrat olahan yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba. Kondisi ini membuat energi otak tidak stabil dan berdampak pada penurunan kemampuan berpikir.
Pada penderita diabetes, konsumsi berlebihan karbohidrat olahan juga dapat memperburuk resistensi insulin yang bisa meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.
5. Pemanis Buatan
Pemanis buatan seperti aspartam dan sukralosa sering dianggap sebagai alternatif gula yang lebih sehat, padahal berpotensi mengganggu fungsi otak. Zat ini dapat memengaruhi kadar neurotransmiter yang mengatur suasana hati, menyebabkan depresi, kecemasan, hingga sakit kepala. Beberapa studi bahkan mengaitkan konsumsi pemanis buatan dengan meningkatnya risiko stroke dan demensia.
Kesimpulan
Untuk menjaga otak tetap sehat, para ahli menyarankan mengonsumsi makanan utuh yang kaya nutrisi, seperti ikan berlemak yang mengandung omega-3, kacang-kacangan, sayuran hijau, serta buah beri yang tinggi antioksidan. Kombinasi pola makan bergizi dan pembatasan konsumsi makanan berisiko tinggi dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif serta melindungi otak dari penyakit degeneratif di masa depan. (The Daily Jagran/Z-10)


















































