5 Ciri-ciri Jurnal Predator yang Harus Diwaspadai

2 hours ago 1
5 Ciri-ciri Jurnal Predator yang Harus Diwaspadai Berikut Ciri-ciri jurnal predator(freepik)

PUBLIKASI ilmiah menjadi kebutuhan penting bagi para akademisi dan peneliti. Namun, di balik  kebutuhan publikasi, muncul pula jurnal predator yang meresahkan.

Lantas, apakah jurnal dengan biaya mahal otomatis bisa dianggap jurnal predator.

Apa Itu jurnal predator?

Jurnal predator adalah istilah untuk situs jurnal yang memanfaatkan kebutuhan peneliti untuk publikasi dengan cara tidak etis. Alih-alih menjaga kualitas dan seleksi naskah, jurnal predator lebih mementingkan keuntungan finansial.

Akibatnya, jurnal yang seharusnya melalui proses review yang ketat bisa terbit dengan mudah asal peneliti mampu membayar biaya publikasi.

Ciri-ciri jurnal predator

Ada beberapa ciri yang harus diwaspadai peneliti terkait jurnal predator, antara lain:

  1. Tidak transparan dalam biaya: Jurnal predator biasanya tidak memberikan informasi jelas terkait biaya publikasi, atau justru menetapkan biaya sangat tinggi tanpa rincian layanan. Namun semahal apapun biaya publikasi biasanya dilakukan setelah proses penyuntingan selesai. Sehingga ketika menemukan situs jurnal yang memaksa melakukan pembayaran padahal baru melakukan submit. Besar kemungkinan situs tersebut adalah situs jurnal predator. 
  2. Review yang instan: Jurnal dapat diterbitkan hanya dalam hitungan hari, bahkan tanpa proses review yang memadai. Selain itu, jurnal yang telah disubmit bisa tidak diterbitkan sama sekali.
  3. Editorial board meragukan: Dewan editor sering kali berisi nama-nama fiktif atau akademisi yang tidak pernah tahu namanya dicantumkan. Selain itu, jurnal predator sering dijumpai melakukan typo, penggunaan kosa kata yang salah dan tidak sesuai EYD, serta kesalahan teknis lainnya.
  4. Indeksasi palsu: Banyak jurnal predator mengklaim terindeks di lembaga bereputasi padahal tidak benar.  Perlu diperhatikan apakah situs jurnal tersebut benar-benar terindeks dengan lembaga yang bersangkutan.
  5. Situs web tidak profesional: Ciri berikutnya adalah situs yang terlihat tidak profesional. Mulai dari tata bahasa yang berantakan, plagiarisme, hingga tampilan yang asal-asalan. Jika menemukan situs yang banyak  typo, banyak iklan tidak jelas yang tampil di halaman, dan semacamnya. Maka patut dicurigai, karena situs untuk proses publikasi jurnal ilmiah dijamin tampil bagus dan profesional. 

Biaya publikasi bukan satu-satunya indikator

Mahalnya biaya publikasi sering membuat sebagian peneliti berasumsi bahwa jurnal tersebut predator. Padahal, hal ini tidak selalu benar.

Beberapa jurnal bereputasi internasional juga mematok biaya publikasi tinggi, terutama untuk akses terbuka (open access), karena mencakup biaya proses review, editorial, hingga penyebaran digital.

Sebaliknya, ada pula jurnal predator yang memasang tarif relatif murah untuk menarik lebih banyak peneliti. Karena itu, mengenali ciri-ciri jurnal predator menjadi jauh lebih penting daripada sekadar melihat angka biaya publikasi.

Publikasi di jurnal predator bisa merugikan citra akademisi. Jurnal yang terbit di jurnal predator sering tidak diakui dalam penilaian akademik maupun lembaga penelitian. Lebih jauh, reputasi peneliti pun bisa dipertaruhkan karena dianggap tidak selektif dalam memilih wadah publikasi.

Mahal atau murahnya biaya publikasi bukanlah tolok ukur utama  untuk menilai kualitas jurnal. Peneliti perlu lebih cermat mengenali ciri-ciri jurnal predator agar tidak tertipu pada praktik yang merugikan. Transparansi, proses review yang ketat, serta reputasi penerbit tetap menjadi acuan utama dalam memilih jurnal bereputasi.

Sumber: duniadosen.com

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |