Ilustrasi(Dok Ist)
SEBANYAK 27 ribu anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di bawah naungan Yayasan Pendidikan Muslimat NU Jawa Tengah memecahkan rekor MURI membatik massal terbanyak di dunia, dalam peringatan Hari Batik Nasional, Kamis (2/10).
Kegiatan bertajuk “Ayo Membatik Bersama Bunda PAUD Jateng” ini dipusatkan di GOR Jatidiri Semarang dan diikuti 3.000 anak secara langsung, serta 24 ribu anak melalui daring dari 32 titik di 29 kabupaten/kota Jateng.
Bunda PAUD Jateng, Hj. Nawal Nur Arafah Yasin, M.S.I., mengatakan membatik bagi anak usia dini bukan sekadar melestarikan budaya, tetapi juga menanamkan nilai cinta kebhinekaan dan kebangsaan. “Selamat Hari Batik Nasional. Dari setiap motif ada cerita kebhinekaan, dari setiap torehan ada cinta pada bangsa. Anak-anak harus diajak cinta budaya sejak dini,” ucapnya.
Ning Nawal, sapaan akrabnya, mengajak guru dan orang tua untuk melanjutkan pembiasaan membatik di sekolah. “Tema kita adalah Anak PAUD Jateng Cinta Membatik, agar generasi sejak dini bangga pada budaya sendiri,” tambahnya.
Selain mendorong cinta batik, Ning Nawal juga mengingatkan pentingnya PAUD EMAS (PAUD swadaya masyarakat) dan program Satu Desa Dua PAUD, guna memastikan anak usia 0–6 tahun terjamin pendidikan, gizi, dan kesehatannya, serta terlindungi dari kekerasan maupun diskriminasi.
Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, menambahkan, peringatan Hari Batik Nasional kali ini diharapkan mampu memperkuat industri batik di 35 kabupaten/kota. “Banyak tamu mancanegara tertarik, bahkan ingin mendatangkan guru batik dari Jateng untuk mengajar di negara mereka,” ujarnya.
Ketua panitia, Dr. Hj. Umi Hanik, M.Pd., menyebut kegiatan ini mencatatkan rekor MURI nasional dan dunia dengan peserta membatik massal terbanyak. (H-2)


















































