
Suasana duka menyelimuti Kabupaten Jember ketika jenazah dan korban luka-luka akibat kecelakaan bus RS Bina Sehat (RSBS) Jember di Probolinggo dipulangkan pada Minggu (14/9) petang. Sebanyak 23 ambulans dikerahkan untuk membawa para korban dari sejumlah rumah sakit rujukan menuju Jember.
Pemilik RSBS Jember, Faida, memimpin langsung proses penjemputan dari RSUD Moh Saleh, RSU Ar-Rozy, hingga RSUD Tongas. Ia memastikan seluruh korban luka ringan yang sebelumnya dirawat di Puskesmas Sukapura dan Wonomerto juga telah dipindahkan ke Jember menggunakan kendaraan khusus.
“Total ada 23 ambulans yang beriringan membawa jenazah dan korban luka. Namun, dua pasien luka berat masih dirawat di RSUD Tongas dan RSUD Moh. Saleh karena kondisi mereka belum stabil,” ujar dr. Faida.
Kecelakaan Bromo terjadi karena bus pariwisata yang mengangkut 52 orang karyawan dan keluarga RSBS itu mengalami rem blong saat menuruni jalan menikung, hingga akhirnya menabrak pembatas jalan dan sebuah sepeda motor. Kecelakaan maut itu terjadi tepatnya di Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Probolinggo.
Musibah tersebut menewaskan delapan warga Jember:
- Bela Puteri Kayila Nurjati (10), Desa Gebang, Patrang
- Hesti Purba Wredhamaya (39), Desa Pancakarya, Ajung
- Hendra Pratama (37), Kelurahan Kepatihan, Kaliwates
- Arti Wibowati (34), Desa Glundengan, Wuluhan
- Wardatus Soleha (35), Desa Serut, Panti
- Aiza Fahrani Agustin (7), Desa Serut, Panti
- Desi Eka Agustin (33), Kecamatan Jenggawah
- Nasha Azkiya Naygara (14), Desa Baratan, Patrang
Selain itu, 17 orang mengalami luka berat, sedangkan sisanya luka ringan.
Dengan mata berkaca-kaca, Faida mengaku sangat terpukul. Terlebih, salah satu korban adalah Hendra Pratama, petugas kebersihan RSBS, yang meninggal bersama istri dan anaknya. “Banyak dari mereka berangkat berpasangan untuk rekreasi keluarga, tapi justru musibah yang menimpa,” ucapnya lirih.
Saat ini, pihak kepolisian telah melakukan olah TKP untuk memastikan penyebab kecelakaan. Pemerintah daerah bersama RSBS juga menyiapkan dukungan bagi keluarga korban, baik dari sisi medis maupun psikososial, agar pemulihan bisa segera dilakukan. (Ant/E-3)