Dua karya mahasiswa UPJ, meraih penghargaan dalam ajang Indonesia Industrial Design Student Award (IIDSA) ke-6.(Dok. UPJ)
MAHASISWA Program Studi Desain Produk Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) kembali menorehkan prestasi nasional. Dua karya terbaik mahasiswa, yaitu Anabelle Natasha Clarisa Sugiyanto dan Dewi Rengganis, berhasil meraih penghargaan dalam ajang Indonesia Industrial Design Student Award (IIDSA) ke-6 yang digelar di Institut Seni Indonesia (ISI) Bali pada 9-10 Oktober 2025.
IIDSA merupakan ajang kompetisi nasional yang diselenggarakan oleh Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang menampilkan karya-karya inovatif mahasiswa desain dari seluruh Indonesia. Tahun ini, IIDSA mengangkat tema Design for Sustainable Future, menekankan pentingnya solusi desain yang berdaya guna, berkelanjutan, dan berdampak bagi masyarakat.
Karya Mahasiswa UPJ: Inovasi Desain untuk Masyarakat Urban
Salah satu karya Anabelle Natasha Clarisa Sugiyanto Mahasiswi Program Studi Desain Produk Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), Anabelle Natasha Clarisa Sugiyanto, menciptakan inovasi produk bernama Huggle Vest, rompi anjing yang dirancang untuk membantu mengurangi gejala ketakutan hewan terhadap suara keras seperti petir atau kembang api.
“Melalui desain ini, saya ingin menunjukkan bahwa produk fungsional bisa lahir dari empati dan pemahaman terhadap kebutuhan makhluk hidup lain. Pendekatan desain tidak berhenti pada bentuk, tetapi juga pada perilaku dan kesejahteraan pengguna, termasuk hewan,” ujar Anabelle.
Sementara itu, Dewi Rengganis mempresentasikan karya bertajuk “Pencetak Dokumen Mandiri”, mesin cetak berbasis teknologi self-service yang dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap layanan cetak dokumen yang cepat dan fleksibel. Produk ini memadukan teknologi layar sentuh, sistem pembayaran digital, serta fungsi vending alat tulis.
“Produk ini lahir dari pengamatan sederhana: banyak orang butuh layanan cetak cepat di tempat umum tanpa harus bergantung pada jam operasional. Kami mencoba menjawab kebutuhan itu lewat desain yang efisien dan mudah diakses,” kata Dewi.
“Tandura” karya Mutia Shafitri tidak kalah menarik, sebuah sistem tanam indoor pintar yang mengintegrasikan sensor kelembapan tanah, cahaya, dan nutrisi, serta dapat dikontrol melalui aplikasi ponsel. Produk ini menjawab kebutuhan masyarakat urban terhadap akses ruang hijau di tengah keterbatasan ruang apartemen. “Tandura” menggunakan materialkayu dan terakota yang ramah lingkungan serta menonjolkan desain minimalis bergaya Japandi. Inovasi ini dikembangkan berdasarkan riset perilaku penghuni apartemen dan tren smart gardening global.
Ketiga karya tersebut mendapatkan apresiasi juri karena berhasil menerapkan prinsip user- centered design, keberlanjutan material, dan inovasi teknologi secara fungsional.
Desain Produk UPJ: Laboratorium Kreativitas dan Inovasi
Kepala Program Studi Desain Produk UPJ, Hari Nugraha Ranudinata, menjelaskan bahwa keberhasilan ini mencerminkan arah pengembangan kurikulum Desain Produk UPJ yang berfokus pada urban innovation dan problem-based learning. Mahasiswa didorong untuk merancang solusi yang konkret terhadap isu-isu perkotaan, keberlanjutan, dan teknologi.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Desain Produk UPJ tidak berhenti pada ide visual, tetapi mampu mewujudkannya dalam bentuk produk yang bisa diuji dan diterapkan secara nyata,” ujarnya.
Karya-karya mahasiswa Desain Produk UPJ juga kerap melibatkan kolaborasi lintas disiplin dengan Informatika dan Teknik Industri, menghadirkan desain yang berorientasi pada Smart Product dan Sustainable Design.
Ajang Nasional yang Mendorong Regenerasi Desainer Inovatif
IIDSA ke-6 diikuti oleh lebih dari 200 mahasiswa desain produk dari 50 perguruan tinggi di Indonesia. Kompetisi ini menjadi wadah penting untuk mempertemukan ide, riset, dan inovasi generasi muda dalam menjawab tantangan masa depan industri kreatif nasional.
Partisipasi UPJ di ajang ini sejalan dengan misi universitas untuk menjadi kampus yang berdaya saing global dan berkontribusi pada ekosistem desain berkelanjutan di Indonesia.
“Ajang seperti IIDSA tidak hanya menunjukkan kualitas karya mahasiswa, tetapi juga memperkuat posisi UPJ sebagai salah satu kampus yang melahirkan desainer muda dengan kemampuan berpikir strategis, adaptif, dan relevan terhadap kebutuhan industri,” tutur Hari Nugraha. (RO/Z-10)


















































