15 Solusi Efektif Atasi Banjir Jakarta Menurut Pengamat Kebijakan Publik

4 hours ago 3
15 Solusi Efektif Atasi Banjir Jakarta Menurut Pengamat Kebijakan Publik Langkah Strategis Atasi Banjir Jakarta(MI/Usman Iskandar)

Banjir yang kerap melanda Jakarta kembali menjadi sorotan. Dampaknya tidak main-main: kemacetan parah, aktivitas ekonomi warga terganggu, hingga kerusakan berbagai infrastruktur vital.

Pengamat kebijakan publik Sugiyanto menilai bahwa banjir Jakarta bukan masalah baru. Sejak era kolonial Belanda, persoalan ini sudah menjadi bagian dari sejarah kota. Namun, kondisi saat ini semakin kompleks akibat degradasi lingkungan, alih fungsi lahan, dan tata ruang kota yang menyimpang.

"Banjir di Jakarta adalah persoalan struktural dan kultural yang berulang karena lemahnya penanganan jangka panjang," ungkap Sugiyanto dalam pernyataannya kepada Media Indonesia (8/7).

Menurutnya, diperlukan langkah-langkah strategis, konkret, dan berani untuk mengatasi akar permasalahan banjir secara sistematis dan berkelanjutan.

Penyebab Utama Banjir Jakarta

Sugiyanto menjelaskan, ada tiga faktor utama penyebab banjir di Jakarta:

  • Curah hujan ekstrem yang melebihi kapasitas saluran drainase.
  • Air rob dari laut, terutama di wilayah pesisir Jakarta Utara.
  • Banjir kiriman dari hulu 13 sungai yang bermuara di wilayah Jakarta.

15 Langkah Strategis Atasi Banjir Jakarta

Berikut adalah 15 rekomendasi langkah efektif yang dapat diterapkan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang:

1. Evaluasi Kinerja Pejabat Penanggulangan Banjir

Pejabat yang terbukti gagal harus dicopot dari jabatannya. Evaluasi menyeluruh ini penting sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Tempatkan Profesional di Posisi Strategis

Pemilihan pejabat harus berbasis kompetensi teknis di bidang pengelolaan air, lingkungan, dan infrastruktur.

3. Optimalkan Fungsi Sodetan Ciliwung dan Bendungan

Sodetan Ciliwung dan Bendungan Ciawi–Sukamahi harus dievaluasi agar berfungsi maksimal dalam mengendalikan debit air dari hulu.

4. Selesaikan Pembangunan Tanggul Laut di Pesisir

Tanggul laut di Jakarta Utara penting untuk menahan rob, terutama karena penurunan muka tanah yang terus berlangsung.

5. Normalisasi 13 Sungai Utama di Jakarta

Melakukan pelebaran, pengerukan, dan penguatan tanggul sungai seperti Ciliwung, Pesanggrahan, dan Angke secara menyeluruh.

6. Relokasi Warga Bantaran Sungai Secara Manusiawi

Pemindahan warga ke hunian layak harus dilakukan dengan pendekatan sosial dan komunikasi dua arah yang adil.

7. Tambah Embung, Waduk, dan Danau Buatan

Pembangunan ruang tampungan air hujan di titik strategis juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.

8. Modernisasi Sistem Pompa dan Pintu Air

Penambahan serta otomatisasi pompa dan pintu air diperlukan agar respons terhadap kenaikan air lebih cepat.

9. Larangan Ketat Buang Sampah ke Sungai

Pemerintah harus membuat aturan tegas disertai sanksi, serta menggalakkan edukasi dan pengawasan lingkungan.

10. Batasi Pengambilan Air Tanah

Eksploitasi air tanah mempercepat penurunan tanah. Regulasi izin pengambilan air harus diperketat, terutama untuk industri.

11. Redesain Sistem Drainase Perkotaan

Drainase lama harus diperbaharui agar sesuai dengan proyeksi intensitas hujan jangka menengah dan panjang.

12. Wajibkan Sumur Resapan di Tiap Bangunan

Pembuatan sumur resapan wajib bagi rumah dan gedung. Pemerintah dapat memberi insentif dan panduan teknis.

13. Kaji Pembangunan Terowongan Air Bawah Tanah

Underground reservoir terbukti efektif di kota besar seperti Tokyo dan Kuala Lumpur dalam meredam banjir.

14. Edukasi Publik dan Kampanye Kesadaran Lingkungan

Perubahan pola pikir masyarakat adalah kunci keberhasilan jangka panjang dalam pencegahan banjir.

15. Pemimpin Harus Berani Ambil Keputusan Tegas

Banjir tidak akan terselesaikan tanpa kepemimpinan yang berani, konsisten, dan berbasis tata kelola yang baik.

Permasalahan banjir Jakarta hanya bisa diatasi melalui pendekatan terintegrasi antara kebijakan teknis, keberpihakan sosial, serta kesadaran kolektif masyarakat.

“Banjir bukan sekadar persoalan air, tapi juga soal keberanian mengambil keputusan yang berdampak jangka panjang,” pungkas Sugiyanto.(Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |