Hewan Tertua di Bumi: Pernah Hidup Bersama Dinosaurus?

7 hours ago 3
 Pernah Hidup Bersama Dinosaurus? Hewan tertua di Bumi(Dok. National Geographic channel)

SELAMA ratusan juta tahun, Bumi mengalami perubahan drastis—dari suhu laut, kadar oksigen, hingga bentuk daratan. Di tengah dinamika itu, beberapa makhluk tampak seolah tak tergoyahkan oleh waktu. Sebut saja Triops, coelacanth, dan kepiting tapal kuda—spesies yang diyakini pernah hidup berdampingan dengan dinosaurus dan masih eksis hingga kini.

Namun pertanyaannya: apakah mereka benar-benar makhluk tertua di Bumi yang tak berubah sejak zaman purba?

Adaptasi atau Punah

Setiap organisme hidup dituntut untuk beradaptasi demi bertahan. Yang tak mampu, akan musnah. Maka, keberadaan spesies tertentu selama jutaan tahun mengundang kekaguman dan tanda tanya: bagaimana mereka bisa bertahan begitu lama?

Pada November 2010, Guinness World Records menetapkan Triops cancriformis sebagai “makhluk hidup tertua yang masih eksis.” Fosilnya tercatat sejak zaman Trias (251–201 juta tahun lalu). Bentuknya yang menyerupai sekop membantu mereka menggali dasar kolam dan bertahan di lingkungan ekstrem.

Namun penelitian genetik sejak 2010 mengungkap fakta mengejutkan: meskipun tampak purba, Triops masih mengalami evolusi genetik aktif. Bahkan studi PeerJ (2013) memperkirakan bahwa T. cancriformis hanya berumur sekitar 25 juta tahun, atau bahkan 2,6 juta tahun menurut jurnal PLOS One (2012). Artinya, yang kita lihat saat ini adalah keturunan, bukan spesies asli dari periode Trias.

Coelacanth dan Kepiting Tapal Kuda: Masihkah Mereka Fosil Hidup?

Coelacanth pernah dianggap punah sejak zaman Kapur (66 juta tahun lalu), hingga seekor nelayan Afrika Selatan menemukannya hidup pada 1938. Namun lagi-lagi, spesies modern ini ternyata berbeda dari fosil lamanya—kemungkinan baru muncul 20–30 juta tahun lalu, menurut studi Marine Biology (2010).

Hal serupa berlaku untuk kepiting tapal kuda, yang leluhurnya muncul sejak 480 juta tahun silam. Tetapi spesies Asia tertuanya, Tachypleus, baru tercatat sekitar 25 juta tahun lalu (Molecular Phylogenetics and Evolution, 2012). Bentuknya memang nyaris identik dengan leluhur purba, tapi secara genetik, mereka telah berubah.

Fosil Hidup: Fakta atau Mitos?

Sebutan “fosil hidup” mungkin terdengar menawan, namun para ilmuwan mengingatkan bahwa istilah ini bisa menyesatkan. Menurut Africa Gómez, ahli biologi evolusi dari University of Hull, tak ada bukti bahwa spesies dapat bertahan lebih dari beberapa juta tahun tanpa berubah.

Rata-rata spesies, menurut data dari American Scientist, hanya bertahan 500 ribu hingga 3 juta tahun sebelum berevolusi atau punah.

Evolusi dipicu oleh banyak faktor: mutasi genetik, reproduksi antarspesies, dan tekanan seleksi dari predator maupun lingkungan.

“Pemangsa berevolusi, mangsa ikut berevolusi, dan begitu seterusnya,” jelas Scott Lidgard, kurator emeritus fosil invertebrata di Field Museum, Chicago.

Ia juga menekankan peran besar perubahan iklim. Jika suatu spesies sangat bergantung pada habitat tertentu dan habitat itu hilang, mereka akan punah jika tak mampu beradaptasi.

Walau tampak statis, setiap makhluk hidup—termasuk yang disebut "fosil hidup"—tetap mengalami perubahan. Evolusi tidak selalu terlihat kasatmata, namun terus berlangsung di tingkat genetik.

Alih-alih menyebut mereka sebagai fosil hidup secara harfiah, Lidgard menyarankan melihat istilah itu sebagai metafora ilmiah: simbol spesies yang berevolusi sangat lambat, tapi tetap berubah. (Live Science/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |