
JUMLAH korban dugaan keracunan akibat mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, terus bertambah. Hingga Kamis (18/9), total siswa yang terdampak mencapai 194 orang. Jumlah tersebut berasal dari empat sekolah berbeda: SMA Siti Aisyah, MA Maarif Cilageni, SMP Siti Aisyah, dan SDN 2 Mandalasari.
19 Siswa Masih Dirawat Intensif
Kapolres Garut, AKB Yugi Bayu Hendarto, didampingi Kasi Humas Ipda Susilo Adhi, menyampaikan bahwa dari total korban, sebagian besar mengalami gejala ringan, sementara 19 siswa lainnya harus menjalani perawatan lebih lanjut di Puskesmas Kadungora.
"Berdasarkan data yang diterima lapangan, kasus dugaan keracunan di Kecamatan Kadungora kembali bertambah menjadi 194 siswa. Dari mereka, 177 siswa mengalami gejala ringan dan 19 orang harus menjalani rawat inap. Karena semua pelajar merasakan gejala pusing, mual, muntah sejak Selasa (16/9), ketika mengonsumsi menu disajikan di program MBG berupa nasi putih, ayam woku, tempe orek, lalapan sayur, dan buah stroberi," katanya, Kamis (18/9).
Menu Diduga Menjadi Pemicu Gejala
Program MBG ini merupakan inisiatif dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Al Bayyinah 2 Garut. Menu yang disajikan pada hari kejadian terdiri dari nasi putih, ayam woku, tempe orek, lalapan sayur, dan buah stroberi.
Yugi menegaskan bahwa seluruh menu tersebut dikonsumsi oleh para siswa dari keempat sekolah yang ikut dalam program MBG. Tak lama setelah makan, mereka mulai merasakan gejala seperti mual, muntah, dan pusing.
Rincian Siswa yang Dirawat
Yugi menjabarkan, dari 19 siswa yang masih dirawat:
- 12 berasal dari MA Maarif Cilageni
- 3 dari SMP Siti Aisyah
- 3 dari SDN 2 Mandalasari
- 1 dari SMA Siti Aisyah
"Kasus dugaan keracunan mengonsumsi menu makan bergizi gratis (MBG) masih ada 19 pelajar yang harus menjalani perawatan intensif di UPT Puskesmas Kadungora," ujarnya.
Polisi Lakukan Penyelidikan Lanjutan
Hingga kini, pihak kepolisian masih mengumpulkan keterangan lebih lanjut terkait kasus ini, termasuk kemungkinan adanya tambahan korban serta analisis penyebab pasti dari keracunan massal tersebut. Pemeriksaan sampel makanan juga direncanakan untuk mendalami faktor pemicu kejadian.
"Untuk korban masih dalam penanganan tenaga medis, sementara polisi bersama dinas terkait tengah menyelidiki penyebab pasti keracunan massal tersebut. Para korban harus menjalani rawat inap, ada 19 orang lantaran dari mereka itu masih pusing, mual, muntah dan diare," pungkas Yugi.
Sebelumnya, 150 Siswa Telah Dilaporkan Keracunan
Sebagai informasi, kejadian ini pertama kali mencuat pada Rabu (17/9), ketika 150 siswa dari SMA Siti Aisyah dilaporkan mengalami gejala keracunan. Saat itu, 14 siswa harus dilarikan ke Puskesmas Kadungora untuk mendapatkan perawatan medis. (AD/E-4)